Kemiskinan di Jateng Turun, Nana: Semua Tetap Harus Kerja Keras
Zulkifli Fahmi
Senin, 1 Juli 2024 18:55:00
Murianews, Semarang – Angka kemiskinan di Jateng berhasil menurun dalam setahun terakhir. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, angka penurunannya sebesar 0,30 persen.
Di mana, pada Maret 2023 lalu, angka kemiskinan di Jateng masih di posisi 10,77 persen atau 3,79 juta orang. Kemudian, pada Maret 2024, angka itu turun menjadi 10,47 persen atau 3,70 juta orang, turun sekitar 87,20 ribu orang.
Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana menjelaskan, jumlah warga miskin di pedesaan turun sebesar 101,02 ribu orang, yakni dari 1,97 juta menjadi 19,7 juta orang. Sedangkan di perkotaan, dari 1,82 juta orang menjadi 1,83 juta orang.
’’Meskipun sudah menurun, kita harus tetap bekerja lebih keras,’’ tegasnya, di Kantor BPS Jateng, Senin (1/7/2024)
Di kesempatan itu, ia memberikan apresiasinya pada instansi dan stakeholder terkait atas segala yang dilakukan dalam rangka penurunan angka kemiskinan ini.
Nana mengungkapkan, pentingnya kolaborasi dalam penanganan kemiskinan. Mulai dari pemerintah, swasta, lembaga sosial, hingga instansi-instansi terkait lainnya.
’’Saya minta agar terus mengupayakan program yang efektif menurunkan kemiskinan dan menghasilkan terobosan baru,’’ jelasnya.
Selain itu, Nana juga mengingatkan perlunya menjaga stabilitas harga, dan pertumbuhan perekonomian yang positif. Bantuan sosial pada masyarakat miskin, terutama miskin ekstrem juga perlu digerakkan.
’’Ini harus dilakukan dengan tepat sasaran, jangan sampai salah sasaran. Kita juga harus rajin ikuti perkembangan dan turun ke lapangan, serta mengantisipasi perubahan-perubahan ekstrem yang berdampak pada kehidupan sosial kemasyarakatan,’’ katanya.
Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah, Dadang Hardiwan mengatakan, yang mengalami penurunan bukan hanya persentase angka kemiskinan, tapi juga indeks kedalaman kemiskinan.
’’Ada fenomena sosial ekonomi yang mempengaruhi penurunan kemiskinan. Di antaranya Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat, Perekonomian tumbuh Perekonomian triwulan I/2024 tumbuh sebesar 4,97 persen (y-on-y), dan Penurunan Inflasi Tahun ke Tahun Inflasi pada periode Maret 2024 terhadap Maret 2023 (3,40 persen),’’ katanya.
Menurut Dadang, penurunan persentase penduduk miskin ini juga dipengaruhi dengan intervensi kemiskinan ekstrem yang selama ini digalakkan oleh pemerintah.
Dadang menjelaskan, persentase kemiskinan sebesar 10,47 persen ini merupakan yang paling rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan sebelum covid persentasenya juga masih di atas 10,47 persen.
’’Dari catatan kami memang 10,47 persen ini memang yang paling rendah,’’ jelasnya.



