Mahasiswa UMK Sosialisasikan Bahaya Gadget di Desa Pinggiran
Zulkifli Fahmi
Senin, 9 September 2024 16:17:00
Murianews, Demak – Mahasiswa UMK menyosialisasikan bahaya gadget pada anak-anak di Desa Harjowinangun, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Mereka menjelaskan dampak negatif dari penggunaan gadget pada anak yang terus menerus.
Pada mahasiswa menggelar kegiatan itu di tiga sekolah, yakni SDN 1 Harjowinangun, SDN 2 Harjowinangun, dan MI Qodiriyah, secara bertahap sejak 23-30 Agutus 2024 lalu.
Koordinator kegiatan, Arif Fadillah mengatakan, kegiatan sosialisasi bahaya kecanduan gadget itu merupakan program kerja mahasiswa KKN yang ditempatkan di desa pinggiran Kabupaten Demak itu.
Ia mengungkapkan, kegiatan itu dipilih berangkat dari keprihatinannya lantaran banyak anak-anak yang menghabiskan waktu di depan layar gadget. Penggunaan gadget seperti smartphone, tablet, maupun komputer.
’’Meski ada tampak positifnya seperti menjadi sarana mencari informasi sebagai bahan pembelajaran. Namun, jika digunakan untuk hal yang bermanfaat, justru memberikan dampak negatif,’’ kata Arif.
Arif menjelaskan, masalah kesehatan lainnya juga akan dialami anak-anak yang kecanduan gadget, seperti gangguan tidur, masalah konsentrasi, hingga meningkatnya risiko gangguan mental, di antaranya kecemasan dan depresi.
Bahkan, karena hanya berdiam menatap layar gadget, aktivitas anak pun berkurang. Akibatnya, anak dapat mengalami masalah seperti obesitas.
Menurutnya, peran sekolah dan orang tua sangat penting dalam mencegah dampak negatif dari penggunaan gadget pada anak. Sekolah harus mulai menyadari pentingnya mendidik siswa tentang penggunaan teknologi yang sehat.
’’Beberapa sekolah bisa mengadakan workshop dan kelas tentang literasi digital dan dampak teknologi. Sementara itu, peran orang tua dalam mengawasi dan membimbing penggunaan gadget anak sangat krusial,’’ ujarnya.
Arif menambahkan, setiap smartphone, memiliki fitur Kontrol Orang Tua untk mengontrol pengguna. Fitur ini membantu orang tua untuk memantau dan membatasi waktu layar atau screentime pada anak-anak mereka, termasuk memantai aktivitas dan membatasi konten yang digunakan.
Salah satu guru MI Qodiriyah, Jumik menjelaskan sekolahnya sendiri sudah kerap memberikan edukasi tentang bahaya kecanduan gadget pada anak. Namun, memang pelaksanaannya belum maksimal.



