Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kota PekalonganGuru Bimbingan Konseling (BK) di salah satu SMA negeri di Kota Pekalongan diduga melecehkan siswinya. Bahkan, korban pelecehan diduga mencapai puluhan orang.

Kasus itu diungkapkan salah satu siswi yang menjadi korban pelecehan tersebut. Ia menyebut, sudah tiga kali dilecehkan oleh pelaku.

Modus yang digunakan, yakni sang guru memanggil para siswi secara bergiliran ke ruang BK. Saat itu, sang guru beralasan hendak melakukan wawancara terkait kesehatan dan pencegahan kenakalan remaja.

Namun, pertanyaan yang diajukan justru menyimpang dari tujuan. Pelaku justru menanyakan hal-hal yang sangat pribadi, seperti warna celana dalam hingga ukuran bra. Bahkan, salah satu korban disuruh buka baju.

’’Bahkan, ada teman saya yang disuruh buka baju. Jika tidak buka baju, guru tersebut tidak tahu ada bekas apa saja di dalamnya,’’ kata korban seperti dikutip dari TribunJateng.com, Rabu (2/10/2024).

Tak berhenti di sana, sejumlah siswi juga mengaku pernah diancam pelaku untuk tidak melaporkan kejadian itu. Pelaku mengancam akan menyebarluaskan informasi pribadi korban ke guru lainnya.

’’Kejadiannya itu saat saya duduk kelasa 11, dan sekarang sudah kelas 12. Saya sendiri sudah tiga kali dipanggil, namun yang kedua tidak saya menemuinya,’’ ucapnya.

Korban menyebut, ada sekitar 30-40 siswi yang dipanggil pelaku. Mereka juga mendapatkan pelecehan dengan cara yang sama.

Pelaku sendiri sudah mendapatkan surat peringatan pertama (SP 1) dari pihak sekolah. Hukuman ringan itu sangat disayangkan oleh para korban.

’’Di hadapan kepsek, guru tersebut mengakuinya, dan yang kami sayangkan guru tersebut hanya dikenai SP 1, tidak dikeluarkan dari sekolah. Jadi, para korban seolah-olah merasakan tidak dibela oleh sekolah,’’ imbuhnya.

Salah satu keluarga korban mengaku tak terima dengan perbuatan pelaku. Pihaknya pun sudah melaporkan kasus itu pada kepala sekolah. Namun, belum ada tindakan apa-apa.

Sementara itu, kepala sekolah tempat pelaku dan korban membenarkan adanya kejadian itu. Pihaknya pun telah memanggil pelaku dan memberikan SP 1.

Ia menyebut, dari pengakuan pelaku, pemanggilan para siswi itu untuk menciptakan kenyamanan di lingkungan sekolah guna mencegah hal yang tak diinginkan.

’’Namun, jika ada keluhan dari siswi, kami akan menindaklanjutinya lebih serius,’’ katanya.

Terkait kasus yang sudah berlansung sejak beberapa tahun lalu, pihaknya mengaku tak mengetahuinya. Sebab, ia baru menjabat kepala sekolah selama setahun di tempat itu.

Sementara itu, Didik Pramono dari lembaga bantuan hukum (LBH) Adhyaksa menyatakan akan mengawal kasus itu sampai selesai. Ia pun meminta para korban pelecehan sang guru untuk melapor.

’’Tadi juga saya sampaikan ke kepala sekolah, jika ada pelajar dan korban diduga ada intimidasi silahkan untuk melaporkan. Jika kita tidak bisa sikat kakinya, kita sikat kepalanya. Prinsip saya cuma satu, siapapun yang menghalanginya saya akan saya tabrak,’’ kata Didik Pramono.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler