Uji cepat itu mengambil sampel 38 spesimen yang dilakukan tim Pemprov Jateng dan delapan kabupaten/kota pada Rabu (30/10/2024).
Kedelapan kabupaten/kota itu yakni Boyolali, Pemalang, Banjarnegara, Klaten, Kota Tegal, Solo, Purbalingga, dan Kendal.
Sementara, 5,27 persen di antaranya ada kandungan residu pestisida. Namun, masih dalam kadar rendah.
’’Hal tersebut menunjukkan bahwa anggur muscat yg beredar di Jateng aman dikonsumsi,’’ ujar Dyah, yang juga Kepala Otoritas Kompeten Keamanan Daerah (OKKPD) Jateng, Jumat (1/11/2024) seperti dikutip Sabtu (2/11/2024).
Itu guna memastikan kandungan residu pada anggur berwarna hijau tersebut.
Murianews, Semarang – Hasil uji cepat anggur shine muscat di Jawa Tengah menyatakan buah berwarna hijau itu aman dikonsumsi.
Uji cepat itu mengambil sampel 38 spesimen yang dilakukan tim Pemprov Jateng dan delapan kabupaten/kota pada Rabu (30/10/2024).
Kedelapan kabupaten/kota itu yakni Boyolali, Pemalang, Banjarnegara, Klaten, Kota Tegal, Solo, Purbalingga, dan Kendal.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jateng Dyah Lukisari mengatakan dari jumlah sampel yang diuji, sebanyak 94,73 persen dinyatakan negatif.
Sementara, 5,27 persen di antaranya ada kandungan residu pestisida. Namun, masih dalam kadar rendah.
’’Hal tersebut menunjukkan bahwa anggur muscat yg beredar di Jateng aman dikonsumsi,’’ ujar Dyah, yang juga Kepala Otoritas Kompeten Keamanan Daerah (OKKPD) Jateng, Jumat (1/11/2024) seperti dikutip Sabtu (2/11/2024).
Selanjutnya, anggur shine muscat yang dinyatakan positif akan dilakukan pemeriksaan mendalam di laboratorium.
Itu guna memastikan kandungan residu pada anggur berwarna hijau tersebut.
Tetap Waspada
Meski hasil uji cepat sampel dinyatakan negatif, pihaknya tetap mewanti-wanti masyarakat tetap waspada.
Ia mengimbau setiap akan konsumsi buah, tetap menerapkan pola kebersihan.
’’Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat, untuk menerapkan good practices. Pilih buah anggur yang memiliki izin edar, cuci dengan air bersih mengalir sebelum dikonsumsi,’’ paparnya.
Dyah menambahkan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga telah melakukan uji cepat sampel di 100 titik di kabupaten/kota.
Hasilnya 90 persen dinyatakan negatif, sedangkan 10 persen di antaranya tercemar residu dengan jumlah aman, sehingga aman dikonsumsi.