Saat membuka pelatihan, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengajak para santri untuk berdakwah melalui konten kreatif dan mendidik.
”Saya meminta agar santri yang mengikuti Pelatihan Sinematografi bisa serius mengikuti pelatihan. Harapannya bisa menghasilkan konten dakwah yang baik dan mendidik, sekaligus menarik,” katanya.
Menurutnya, di era kini, pesantren telah berkembang sangat pesat dengan ragam coraknya. Sayangnya, belum banyak santri yang memproduksi visualisasi mengenai pondok pesantrennya.
Pelatihan Sinematografi itu pun diharapkan dapat dimanfaatkan para santri. Sebab, mereka yang kini mengikuti pelatihan dasar, nantinya akan mengikuti latihan lanjutan, bahkan hingga tahap 3 dan mendapatkan sertifikasi.
”Melalui kegiatan ini ada kesempatan untuk memperoleh sertifikasi keahlian, yang tentunya akan juga berperan dalam peningkatan kesejahteraan dan upaya pengentasan kemiskinan,”ucap Taj Yasin.
Sementara itu, Ketua Baznas Jateng, Ahmad Darodji mengatakan, lewat pelatihan ini, peserta dilatih tentang menjadi kameraman, sutradara dan musik. Dengan pelatihan ini harapkan dapat meningkatkan kualitas SDM di kalangan pesantren.
Ketua PWNU Jateng, Abdul Ghaffar Rozin mengatakan, minat para santri sangat besar terhadap pelatihan tersebut. Terbukti, dalam malam pertama pendaftaran, slot sebesar 100 peserta langsung terisi.
Murianews, Semarang – Sebanyak seratus santri di Jawa Tengah mendapatkan pelatihan Sinematografi. Pelatihan itu berlangsung di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Senin-Selasa (28-29/7/2025).
Saat membuka pelatihan, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengajak para santri untuk berdakwah melalui konten kreatif dan mendidik.
”Saya meminta agar santri yang mengikuti Pelatihan Sinematografi bisa serius mengikuti pelatihan. Harapannya bisa menghasilkan konten dakwah yang baik dan mendidik, sekaligus menarik,” katanya.
Menurutnya, di era kini, pesantren telah berkembang sangat pesat dengan ragam coraknya. Sayangnya, belum banyak santri yang memproduksi visualisasi mengenai pondok pesantrennya.
Pelatihan Sinematografi itu pun diharapkan dapat dimanfaatkan para santri. Sebab, mereka yang kini mengikuti pelatihan dasar, nantinya akan mengikuti latihan lanjutan, bahkan hingga tahap 3 dan mendapatkan sertifikasi.
”Melalui kegiatan ini ada kesempatan untuk memperoleh sertifikasi keahlian, yang tentunya akan juga berperan dalam peningkatan kesejahteraan dan upaya pengentasan kemiskinan,”ucap Taj Yasin.
Sementara itu, Ketua Baznas Jateng, Ahmad Darodji mengatakan, lewat pelatihan ini, peserta dilatih tentang menjadi kameraman, sutradara dan musik. Dengan pelatihan ini harapkan dapat meningkatkan kualitas SDM di kalangan pesantren.
Ketua PWNU Jateng, Abdul Ghaffar Rozin mengatakan, minat para santri sangat besar terhadap pelatihan tersebut. Terbukti, dalam malam pertama pendaftaran, slot sebesar 100 peserta langsung terisi.
Konsumen digital...
”Selama ini santri masih menjadi konsumen dalam konteks digital. Sudah saatnya para santri mengisi ruang kosong digital melalui fragmen menarik dari dunia pondok pesantren,” katanya.
Salah satu peserta dari Pondok Pesantren Girikusumo Mranggen Demak, Fawzi mengaku, senang mengikuti pelatihan tersebut, karena akan meningkatkan kapasitasnya dalam bidang media.
”Melalui pelatihan ini kami akan dapat meningkatkan kapasitas dan mengangkat citra pondok pesantren di mata masyarakat,” katanya.
Bersama dengan teman yang lain, lanjut Fauzi, dirinya sangat siap untuk mengikuti pelatihan dengan serius. Dia berharap dapat mengikuti pelatihan dasar tersebut dan juga berkesempatan mengikuti tahapan lanjutan agar dapat bersaing dengan komunitas lain di luar pondok pesantren.