Itu ia ungkapkan dalam Seminar Membangun Etika dan Keamanan Siswa di Era Digital di Magelang.
Ia mengatakan, saat ini AI telah menjadi bagian dari kehidupan, terutama pada generasi muda. AI dapat membantu belajar hingga memproduksi konten.
Namun, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo itu mengingatkan, penggunaan AI tanpa etika bisa berujung pada dampak sosial yang serius.
”Anak muda hari ini luar biasa kreatif dalam memanfaatkan AI. Tapi jika tidak disertai literasi etis, kreativitas itu bisa berubah menjadi ancaman, seperti penyebaran hoaks, manipulasi citra digital, atau bahkan cyber bullying,” katanya, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (11/10/2025).
Fatah Syukur menekankan pentingnya guru dan orang tua dalam melakukan pendampingan agar siswa mampu menggunakan teknologi secara bertanggung jawab.
”Kita tidak bisa mematikan arus teknologi. Yang bisa kita lakukan adalah menanamkan nilai agar anak muda bukan hanya pintar, tapi juga beradab dalam dunia digital,” katanya.
Murianews, Semarang – Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Fatah Syukur mengingatkan bahaya penggunaan Artificial Inteligence (AI) tanpa etika. Sebab, itu dapat menimbulkan dampak sosial yang serius.
Itu ia ungkapkan dalam Seminar Membangun Etika dan Keamanan Siswa di Era Digital di Magelang.
Ia mengatakan, saat ini AI telah menjadi bagian dari kehidupan, terutama pada generasi muda. AI dapat membantu belajar hingga memproduksi konten.
Namun, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo itu mengingatkan, penggunaan AI tanpa etika bisa berujung pada dampak sosial yang serius.
”Anak muda hari ini luar biasa kreatif dalam memanfaatkan AI. Tapi jika tidak disertai literasi etis, kreativitas itu bisa berubah menjadi ancaman, seperti penyebaran hoaks, manipulasi citra digital, atau bahkan cyber bullying,” katanya, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (11/10/2025).
Fatah Syukur menekankan pentingnya guru dan orang tua dalam melakukan pendampingan agar siswa mampu menggunakan teknologi secara bertanggung jawab.
”Kita tidak bisa mematikan arus teknologi. Yang bisa kita lakukan adalah menanamkan nilai agar anak muda bukan hanya pintar, tapi juga beradab dalam dunia digital,” katanya.
Tanggung Jawab Baru...
Sementara itu, Dekan FTIK UIN Salatiga Rasimin mengatakan AI bisa menjadi mitra strategis guru dalam pembelajaran, mulai dari personalisasi materi hingga riset cepat. Namun, kemajuan ini menuntut kedewasaan baru dari para pengguna.
”AI bukan musuh, tapi tanggung jawab baru. Tanggung jawab untuk tetap manusiawi, untuk berpikir kritis, dan untuk tidak menjadikan teknologi sebagai pengganti moralitas,” katanya.
Ia menambahkan, dunia pendidikan perlu menumbuhkan kesadaran digital di kalangan siswa. Bukan sekadar sebagai pengguna teknologi, tetapi juga pencipta konten yang positif, edukatif, dan berdampak.