Berdasarkan update BPBD Jateng pada pukul 14.00 WIB sebanyak enam korban ditemukan. Dengan begitu, masih ada 14 korban yang masih belum ditemukan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan, saat ini fokus tim adalah pencarian korban.
Fokus pencarian yakni di Dusun Tarukahan dan Cibuyut, Desa Cibeunying. Setiap harinya, pencarian korban dimulai pada pukul 07.00 WIB.
”Kami masih fokus untuk pencarian korban. Sabtu (15 November 2025), ada 6 yang ditemukan,” kata Bergas.
Enam korban yang ditemukan tersebut dalam kondisi meninggal dunia. Kemudian dilakukan identifikasi terkait nama dan asal.
Keenam korban diketahui bernama Nur Isnaeni (30), Muhamad Hafiz (6), Asmanto (74), Febriansyah (5), Rizky Pratama Ramadhan (9), Dani Setiawan (29), Rusyanto (75), dan Satini (28). Mereka merupakan warga Dusun Cibuyut.
Dengan ditemukannya enam korban ini, jumlah korban meninggal akibat longsor di Cibeunying bertambah menjadi 11 orang. Sebelumnya, tiga orang ditemukan meninggal yakni Julia (20), Maya (15), dan Yuni (45), yang merupakan warga Dusun Tarukahan.
Murianews, Cilacap – Pencarian korban tanah longsor di Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah memasuki hari ketiga, Sabtu (15/11/2025).
Berdasarkan update BPBD Jateng pada pukul 14.00 WIB sebanyak enam korban ditemukan. Dengan begitu, masih ada 14 korban yang masih belum ditemukan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan, saat ini fokus tim adalah pencarian korban.
Fokus pencarian yakni di Dusun Tarukahan dan Cibuyut, Desa Cibeunying. Setiap harinya, pencarian korban dimulai pada pukul 07.00 WIB.
”Kami masih fokus untuk pencarian korban. Sabtu (15 November 2025), ada 6 yang ditemukan,” kata Bergas.
Enam korban yang ditemukan tersebut dalam kondisi meninggal dunia. Kemudian dilakukan identifikasi terkait nama dan asal.
Keenam korban diketahui bernama Nur Isnaeni (30), Muhamad Hafiz (6), Asmanto (74), Febriansyah (5), Rizky Pratama Ramadhan (9), Dani Setiawan (29), Rusyanto (75), dan Satini (28). Mereka merupakan warga Dusun Cibuyut.
Dengan ditemukannya enam korban ini, jumlah korban meninggal akibat longsor di Cibeunying bertambah menjadi 11 orang. Sebelumnya, tiga orang ditemukan meninggal yakni Julia (20), Maya (15), dan Yuni (45), yang merupakan warga Dusun Tarukahan.
Warga Diimbau Waspada...
Di sisi lain, pihaknya memastikan bahwa bantuan logistik untuk warga yang terdampak longsor tercukupi. Termasuk logistik di dua titik pengungsian.
Menurutnya, sebagian warga masih khawatir untuk pulang ke rumah masing-masing. Sebagian besar untuk sementara menumpang di rumah saudara mereka, ada di desa setempat atau tetangga desa.
”Logistik tercukupi. Bantuan dari Dinas Sosial (Jateng) juga sudah turun,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bergas mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap terjadinya longsor susulan, terutama yang tinggal di daerah-daerah rawan bencana. Itu mengingat saat ini curah hujan masih tinggi.
Diketahui, bencana longsor terjadi di Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Kamis (13/11/2025) malam. Longsor ini menimpa pemukiman warga dan memakan korban jiwa.
Total ada 46 jiwa dari 17 kepala keluarga (KK) yang terdampak musibah. Petugas gabungan bahu-membahu mengerahkan bantuan, untuk mengevakuasi para korban yang tertimbun. Semula 20 orang dinyatakan hilang dan kini berangsur ditemukan.
Dalam musibah tersebut, delapan rumah dilaporkan roboh, satu rumah rusak sedang, dan 16 rumah lainnya terancam. Luasan area terdampak mencapai sekitar 6,5 hektare.
Gubernur Jateng...
Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi Sebelumnya, mengimbau seluruh masyarakat Jateng untuk meningkatkan kewaspadaan terkait ancaman bencana alam yang terjadi di wilayah masing-masing.
”Kita imbau masyarakat di daerah lain supaya waspada, terutama daerah-daerah yang di pegunungan dan rawan longsor,” kata Luthfi saat ditemui di Semarang, Jumat (14/11/2025) malam.
Saat ini, pihaknya masih memprioritaskan pencarian korban serta evakuasi warga yang selamat. Tim gabungan telah diterjunkan untuk melakukan penyisiran.
”Ini terus berlanjut, beberapa alat sudah diturunkan semuanya. Kita berdoa semoga masih diberikan suatu keamanan atau keselamatan bagi masyarakat yang belum ditemukan,” tuturnya.
Di samping itu, bantuan logistik mulai dikirim dan dapur umum sudah didirikan di sekitar lokasi. Tim gabungan di lapangan juga mulai menyiapkan penanganan pasca bencana dan recovery (pemulihan) bagi masyarakat setempat.