Rabu, 19 November 2025

Murianews, Semarang – Harga beras di Jawa Tengah mengalami kenaikan sejak beberapa waktu terakhir. Pemprov Jawa Tengah mengambil sejumlah langkah untuk menstabilkan harga beras agar tak memincu inflasi.

Penjabat Gubernur (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana mengatakan, hingga Agustus 2023, inflasi tahunan Jateng berada pada urutan ketiga terendah se-Pulau Jawa. Yakni berada di angka 3,29 persen year on year (YoY).

Meski demikian menurut dia, pihaknya tetap melakukan upaya keras agar kenaikan harga beras tidak membuat warga kesulitan.

Salah satu langkah yang diambil yakni menggencarkan operasi pasar, gerakan pangan murah, fasilitasi distribusi pangan, hingga bantuan pangan.

”Langkah yang dilakukan akan melaksanakan pengecekan Satgas Pangan. Untuk mengecek stabilisasi harga pangan. Agar distributor dan pedagang tak seenaknya menaikkan harga di luar aturan yang ada. Sampai saat ini stok masih aman di Jateng,” ujarnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Jawa Tengah Dyah Lukisari mengatakan, kenaikan harga beras disebabkan beberapa hal. Di antaranya produksi yang turun akibat kondisi kekeringan.

Oleh karena itu pihaknya melakukan beberapa langkah, di antarnya Gerakan Pangan Murah dan fasilitasi distribusi pangan.

Tercatat, hingga Juli 2023, fasilitasi distribusi pangan telah mencapai 183.047 kilogram untuk komoditas beras, telur, cabai, dan bawang merah. Melalui fasilitasi distribusi, pihaknya akan memberikan pembiayaan distribusi (transportasi, bongkar muat dan kemasan) kepada produsen (petani, peternak, gapoktan), yang menyalurkan ke pasar atau mitra.

”Kalau GPM kita jalan terus, besok ada di Dua Kelinci di Pati (sasarannya) untuk mereka buruh dan karyawan di tempat tersebut,” paparnya

Sementara Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kanwil Jawa Tengah Ahmad Kholisun memastikan stok beras di Jateng aman. Yakni mencapai 224.000 ton, jumlah ini dinilai sangat cukup.

Sementara itu jumlah sediaan minyak goreng mencapai 124.529 liter, dan sediaan gula pasir sebanyak 443.730 kilogram.

Kholisun menjelaskan, stok beras sejumlah 224.000 ton terdiri dari stok operasional dan persediaan dalam perjalanan (PDP). Stok tersebut akan digunakan untuk bantuan pangan, stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), cadangan bencana alam, dan cadangan stok akhir tahun.

Dia menyebut, untuk langkah SPHP, hingga medio 2023 telah tersalurkan sebanyak 62.600 ton. Selain itu, mulai September ini diberikan bantuan pangan kepada 3.574.712 Kepala Keluarga (KK) di Jateng, yang akan menerima bantuan pangan berupa beras.

Dari jumlah tersebut, yang akan dilayani Bulog Kanwil Jateng sejumlah 2.358.970 penerima manfaat, sementara sisanya akan dilayani Bulog Kanwil DI Yogyakarta.

Dia menyebut, bantuan pangan berupa beras itu untuk membantu masyarakat dan menekan inflasi.

 ”Penerima bantuan manfaat atau KK tersebut mendapatkan bantuan 10 kilogram, mulai hari ini disalurkan serentak. Tahap awal peluncuran bantuan pangan ini ada di Demak, Rembang, Sukoharjo, Klaten, Kota Tegal dan Batang. Bantuan ini akan berlangsung tiga bulan ke depan,” pungkasnya.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler