Ia menuturkan untuk proses tahun depan bisa langsung memasak penuh sekitar 3.000 porsi, meliputi siswa TK/PAUD, SD, SMP, SMA/SMK, bahkan ibu menyusui, ibu hamil dan balita.
”Maksimal jumlahnya baru 3.000, itu arahan dari pusat , kalau kapasitas kami maksimal 3.500-4.000, tetapi risiko lebih tinggi, jadi kita tekan sampai 3.000 maksimal dan jaraknya mungkin hanya sekitar 5 menit perjalanannya,” ungkapnya.
Ia menyampaikan tahun depan rencana di sekolah-sekolah akan bisa lebih terkoordinasi lagi dibanding ibu hamil, ibu menyusui dan balita, karena kalau di posyandu tersebar, ada 13 titik di Magersari , tapi kalau sekolah hanya tujuh titik, sehingga lebih cepat.
Murianews, Magelang – Program makanan bergizi untuk balita dan ibu hamil yang digagas pemerintah pusat mulai diuji coba Pemkot Magelang hari ini, Kamis (26/12/2024).
Melalui satuan pelayanan makan bergizi, mereka melakukan uji coba program yang ditujukan untuk menurunkan angka stunting tersebut.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Kota Magelang Rauuf Oktafian mengatakan, awalnya uji coba ditargetkan kepada siswa sekolah. Namun karena sekolah sedang libur dialihkan ke ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Dalam pelaksanaannya, lanjutnya, ia mengaku sudah mendapatkan arahan dari Dinkes dan Puskesmas setempat. Khususnya untuk memilih kelurahan yang benar-benar lebih membutuhkan secara ekonomi.
”Akhirnya kami pilih Kelurahan Magersari dengan total 328 penerima, yaitu 14 ibu hamil, 93 ibu menyusui, dan 201 balita,” katanya seperti dilansir Antara.
Ia menyampaikan jadi sudah disiapkan menunya dan ini program makan bergizi bukan makan kenyang. Oleh karena itu gizinya dihitung oleh tim ahli gizi yang berkoordinasi langsung tim Dinkes dan ahli gizi dari Puskesmas setempat.
”Kami sudah persiapan mulai jam 04.00 WIB dan selesai proses masaknya sekitar jam 07.00 WIB dan sekarang proses packing dan langsung didistribusi ke lokasi,” terangnya.
Bisa dimasak langsung...
Ia menuturkan untuk proses tahun depan bisa langsung memasak penuh sekitar 3.000 porsi, meliputi siswa TK/PAUD, SD, SMP, SMA/SMK, bahkan ibu menyusui, ibu hamil dan balita.
”Maksimal jumlahnya baru 3.000, itu arahan dari pusat , kalau kapasitas kami maksimal 3.500-4.000, tetapi risiko lebih tinggi, jadi kita tekan sampai 3.000 maksimal dan jaraknya mungkin hanya sekitar 5 menit perjalanannya,” ungkapnya.
Ia menyampaikan tahun depan rencana di sekolah-sekolah akan bisa lebih terkoordinasi lagi dibanding ibu hamil, ibu menyusui dan balita, karena kalau di posyandu tersebar, ada 13 titik di Magersari , tapi kalau sekolah hanya tujuh titik, sehingga lebih cepat.