Pilkada Jateng 2024
Partisipasi Pemilih di Pilkada Jateng Ditarget 82 Persen
Budi Santoso
Kamis, 11 Juli 2024 17:50:00
Murianews, Semarang – Tingkat Partisipsi pemilih di Pilkada Jateng 2024 ditargetkan bisa mencapai 82 persen. Target ini disampaikan oleh Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana, baru-baru ini.
"Target saya ketika Pemilu lalu sebanyak 80 persen, Alhamdulillah bisa tercapai 82,5 persen. Pilkada ini kita tingkatkan," kata Nana Sudjana seperti dilansir dari Antara, Kamis (11/7/2024).
"Karena pilkada ini masyarakat akan memilih bupati/wali kota dan gubernur-nya, sehingga kami harapkan minimal 82 persen," tambahnya.
Nana Sudjana memastikan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, serta penyelenggara pemilu sudah siap mengawal penyelenggaraan Pilkada Jateng 2024. Pesta demokrasi ini harus bisa berjalan dengan aman, lancar, dan kondusif.
Pihaknya jauh hari sudah menggelar rapat koordinasi mengenai persiapan Pilkada Jateng 2024, sebelum tahapan pendaftaran peserta pilkada dilakukan. Langkah ii diharapkan agar pemerintah kabupaten/kota bisa menyiapkan segala sesuatunya dengan lebih terperinci menghadapi pilkada.
"Ini merupakan pilkada serentak pertama se-Indonesia sehingga kesiapan perlu betul-betul dioptimalkan," ujar mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Selanjutnya disebutkan juga, ada empat indikator kesuksesan pilkada. Masing-masing adalah tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi, kondusivitas wilayah, penyelenggaraan tahapan pilkada terlaksana dengan baik, dan pelaksanaan pemerintahan tetap berjalan baik.
Dalam penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024, ia berharap lebih mengedepankan upaya-upaya pencegahan daripada penindakan. Langkah pencegahan bisa dilakukan dengan meningkatkan sosialisasi, edukasi, maupun komunikasi.
"Pencegahan lebih baik dari pada penindakan, makanya seluruh forkomimda, KPU dan Bawaslu harus kompak dan sinergi," ucapnya.
Pilkada, menurut Nana Sudjana akan cenderung lebih rawan dibandingkan dengan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres). Sebab, konstelasinnya hanya akan mencakup wilayah yang lebih sempit.
Sehingga perlu dilakukan antisipasi-antisipasi, di antaranya dengan membangun komunikasi baik dengan partai politik, tim sukses, maupun masyarakat.



