Bulog Klaim Penyerapan Gabah di Banyumas Raya Lampaui Target

Budi Santoso
Senin, 28 April 2025 09:19:00

Murianews, Purwokerto – Pemimpin Perum Bulog Cabang Banyumas, Prawoko Setyo Aji, mengungkapkan penyerapan gabah kering panen (GKP) yang dilakukan oleh Bulog di wilayah Banyumas Raya, melampaui target. Wilayah cakupannya ada di Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara, Jawa Tengah.
“Kami ditargetkan untuk menyerap GKP sebanyak 22.170 ton, namun hingga tanggal 26 April 2025, sudah terealisasi sebanyak 24.612 ton atau sekitar 108 persen dari target,” kata Prawoko di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin (28/4/2025) seperti dilansir Antara.
Sementara itu, untuk penyerapan beras, Prawoko menyebutkan, dari target sebesar 63.378 ton, hingga tanggal 26 April 2025, baru terealisasi sebanyak 29.818 ton. Menurutnya, hasil penyerapan yang masuk ke gudang-gudang Bulog Banyumas berkisar antara 300 hingga 800 ton setara beras per hari.
“Meskipun sudah melampaui target, kami tetap terus melakukan penyerapan GKP dari petani dengan harga pembelian yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp6.500 per kilogram,” tambah Prawoko.
Pihaknya berharap, harga pembelian gabah yang ditetapkan dalam Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2025 ini dapat menjadi pedoman bagi petani dan pedagang. Dengan harga transaksi gabah kering panen minimal Rp6.500 per kilogram, diharapkan bisa menjaga semangat para petani serta menjamin kesejahteraan mereka.
Selain penyerapan Gabah kering panen, Bulog Banyumas juga melakukan penyerapan dalam bentuk beras sesuai dengan Keputusan Badan Pangan Nasional (Bapanas), dengan harga Rp12.000 per kilogram (gudang). Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk memperkuat Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Prawoko juga menekankan, penyerapan gabah dan beras ini dapat terlaksana dengan baik berkat adanya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk Bulog melalui Tim Jemput Gabah, TNI. Melalui Kodim beserta jajarannya, khususnya Babinsa, pemerintah daerah melalui organisasi perangkat daerah terkait, serta penyuluh pertanian lapangan yang menjadi ujung tombak di lapangan.
“Selain itu, pengusaha penggilingan padi yang turut membantu pengolahan Gabah Kering Panen menjadi beras, meskipun dengan keterbatasan sarana yang ada, juga mendukung program pemerintah menuju swasembada pangan,” tutup Prawoko.