Rabu, 19 November 2025

Luthfi menjelaskan, indikator itu mencakup sektor pendidikan, bantuan sosial, penyerapan tenaga kerja, hingga kesehatan. Program yang diluncurkan harus tepat sasaran, bersentuhan langsung dengan masyarakat, dan memberi manfaat nyata. Evaluasi dilakukan setiap triwulan untuk memastikan hasilnya di Jawa Tengah.

Data terbaru mencatat, persentase penduduk miskin di Jawa Tengah pada Maret 2025 mencapai 9,48 persen, turun 0,10 persen poin dibanding September 2024. Program graduasi kemiskinan ekstrem juga sudah berjalan, salah satunya di Kabupaten Brebes, di mana warga yang lulus dari kategori miskin dinyatakan mandiri dan tidak lagi bergantung pada bantuan sosial.

Selain itu, Pemprov Jateng juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui sekolah vokasi dan optimalisasi Balai Latihan Kerja (BLK). Luthfi menegaskan BLK harus terkoneksi dengan peluang investasi di daerah untuk menciptakan lapangan kerja baru di Jawa Tengah.

Pidato Presiden juga menyoroti pentingnya swasembada pangan. Luthfi menargetkan seluruh infrastruktur pertanian di Jawa Tengah rampung pada 2025 sehingga pada 2026 dapat langsung menggenjot produksi. Jawa Tengah saat ini termasuk penyumbang stok pangan terbesar secara nasional.

Untuk mengatasi fluktuasi harga bahan pokok, Pemprov Jateng menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) dan operasi pasar dengan menggandeng BUMD serta Bulog.

Dalam agenda mendengarkan pidato kenegaraan tersebut, turut hadir Wakil Gubernur Taj Yasin dan Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sumarno.(*)

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler