Upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang diawali dengan pembacaan nukilan sejarah Pertempuran Lima Hari di Semarang oleh St Sukirno. Nukilan sejarah ini mengisahkan bagaimana rakyat Semarang yang tengah merayakan kemerdekaan RI harus menghadapi serangan tentara Jepang.
Puncak acara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang ditandai dengan pertunjukan kolosal oleh Teater Pitoelas Universitas 17 Agustus Semarang. Pertunjukan teater ini memvisualisasikan semangat perlawanan rakyat Semarang dalam mempertahankan kemerdekaan RI.
Upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang ini bukan sekadar mengenang masa lalu. Tetapi juga menjadi momentum untuk menyalakan kembali api perjuangan demi masa depan Indonesia yang lebih kuat dan bersatu.
Murianews, Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menggelorakan semangat perjuangan bangsa dalam upacara peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang. Peringatan ini digelar khidmat di kawasan Tugu Muda, Selasa (14/10/2025) malam WIB.
Dalam pidatonya sebagai inspektur upacara, Luthfi menegaskan, peristiwa heroik 14–18 Oktober 1945 itu merupakan tonggak penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Pertempuran Lima Hari di Semarang harus terus dikenang dan dilestarikan semangat juangnya.
"Perjuangan tidak pernah ada kata usai. Hari ini kita menghadapi berbagai tantangan serta cobaan dalam berbangsa dan bernegara," tegas Luthfi di hadapan peserta upacara yang terdiri dari Forkopimda Jateng dan Kota Semarang, Sekda Jateng Sumarno, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng, para veteran, serta masyarakat umum.
Ahmad Luthfi menyoroti keteladanan para pahlawan di Pertempuran Lima di Semarang. Seperti dr Kariadi dan rekan-rekannya yang rela berkorban demi kemerdekaan. Ia mengajak generasi penerus untuk mengadopsi nilai-nilai perjuangan dan kebersamaan di Pertempuran Lima Hari di Semarang itu dalam kerja dan karya masa kini.
"Jawa Tengah memiliki 37 juta penduduk, 8.573 desa/kelurahan, dan 35 kabupaten/kota. Keragaman ini adalah kekuatan. Semangat gotong royong harus terus dijaga agar provinsi ini semakin sejahtera," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ahmad Luthfi juga mendorong masyarakat untuk terus berkreasi, berinovasi, dan menjunjung tinggi integritas. Semua itu dibutuhkan untuk bisa membawa Jawa Tengah lebih maju.
"Dari Kota Semarang dan Jawa Tengah, kita gelorakan semangat perjuangan dalam rangka membangun Indonesia," tutupnya.
Nukilan Sejarah...
Upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang diawali dengan pembacaan nukilan sejarah Pertempuran Lima Hari di Semarang oleh St Sukirno. Nukilan sejarah ini mengisahkan bagaimana rakyat Semarang yang tengah merayakan kemerdekaan RI harus menghadapi serangan tentara Jepang.
Puncak acara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang ditandai dengan pertunjukan kolosal oleh Teater Pitoelas Universitas 17 Agustus Semarang. Pertunjukan teater ini memvisualisasikan semangat perlawanan rakyat Semarang dalam mempertahankan kemerdekaan RI.
Upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang ini bukan sekadar mengenang masa lalu. Tetapi juga menjadi momentum untuk menyalakan kembali api perjuangan demi masa depan Indonesia yang lebih kuat dan bersatu.