Jumat, 21 November 2025

Murianews, Semarang - Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi besar dalam mengembangkan produk hortikultura organik. Sejumlah dataran tinggi di Jawa Tengah dengan hawa sejuk mendukung potensi tersebut.

Selain itu, tingginya permintaan pasar lokal dan ekspor yang terus meningkat, membuat peluang untuk memperkuat sektor ini semakin terbuka. Hal ini harus bisa dikembangkan untuk memberi kesejahteraan masyarakat.

Ketua DPRD Jateng Sumanto mencontohkan wilayah Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar, kaya akan potensi Hortikultura seperti aneka sayur dan alpukat. Potensi yang sama juga ada di wilayah Ngargoyoso, dan Gondosuli. Selain itu, wilayah Kabupaten Boyolali, tepatnya di kaki Gunung Merapi dan Merbabu banyak dimanfaatkan untuk menanam sayuran seperti kubis, sawi, dan tomat.

"Jateng ini sudah punya modal alam, dan iklim. Tinggal pemerintah daerah mendorong melalui dukungan kebijakan yang kuat untuk menjadikan hortikultura organik sebagai salah satu sektor unggulan," katanya, belum lama ini.

Sumanto menambahkan, sejumlah kelompok tani organik di Jateng juga mulai membidik segmen pasar premium. Selain berorientasi ekspor, mereka memasarkan produk-produknya ke supermarket dan pasar modern.

Sayuran yang mereka produksi dijual dengan harga lebih tinggi karena standar kualitas yang ketat. Petani juga menerapkan sistem tanam plasma agar panen bisa bergiliran dan kontinyu.

Menurut Sumanto, konsumen produk hortikultura saat ini semakin jeli dalam memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi, energi, maupun prestige. Tren saat ini, konsumen lebih menyukai produk hortikultura yang masih fresh atau segar. Sebab pada kondisi tersebut kandungan nutrisi produk masih tinggi dan sedikit terjadi penurunan gizinya.

"Tuntutan konsumen tersebut membuka peluang dalam penyediaan produk yang selalu fresh dan mempunyai penampilan yang menarik," imbuhnya.

Dukungan...

Dengan adanya potensi yang besar tersebut, ia meminta Pemprov Jateng memberikan dukungan. Salah satunya dengan memperluas pelatihan pembuatan pupuk organik bagi para petani. Selain itu, perlu mekanisme yang lebih baik agar petani bisa menjual produknya langsung ke pasar modern atau ekspor. Hal ini untuk meminimalisir ulah tengkulak yang merugikan petani.

Guna memaksimalkan keuntungan, petani juga perlu diajari teknologi pengemasan buah dan sayur agar produknya tetap segar dan bertahan lama. Dengan masa simpan yang panjang, pedagang buah dan sayur dapat memperluas pasar penjualnya.

Menurut Sumanto, jika pengelolaannya baik, hortikultura organik bisa menjadi sumber pendapatan signifikan bagi petani lokal. Selain itu, dengan semakin meningkatnya kesadaran konsumen akan kesehatan dan kualitas produk, potensi pasar holtikultura organik akan terus tumbuh.

"Dengan sinergi antara petani, pemerintah, dan pasar, pengembangan hortikultura organik di Jateng bisa terus berkembang dan memberikan keuntungan ekonomi," paparnya.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler