Bos Batik Pekalongan Sebar Uang Puluhan Juta
Cholis Anwar
Senin, 10 Juli 2023 08:30:00
Murianews, Pekalongan – Bos batik Pekalongan, Ramadhan (38), telah menciptakan kehebohan setelah menyebarkan uang senilai puluhan juta di Kelurahan Jenggot, Pekalongan Selatan. Kegiatan ini dikenal sebagai tradisi udik-udik yang menarik ribuan orang.
Peristiwa pembagian udik-udik tersebut dilakukan di rumah Ramadhan yang terletak di seberang kantor Kelurahan Jenggot pada hari Minggu (9/7/2023) sekitar pukul 10.00 WIB kemarin. Ramadhan menjelaskan bahwa udik-udik tersebut dibagikan dalam rangka tasyakuran putra ketiganya yang berusia 40 hari.
”Ini adalah acara tasyakuran untuk anak ketiga saya. Jumlah uang yang dibagikan sebesar Rp 35 juta. Tradisi ini dilakukan untuk memotong rambut anak pada usia 40 hari. Udik-udikan, begitulah namanya menjadi tradisi di sini,” ujar Ramadhan mengutip detikjateng.com, Senin (10/7/2023).
Secara total, ada enam lokasi tempat Ramadhan menyebarkan uang tersebut. Mayoritas uang tersebut dibagikan dari atas.
Ramadhan mengaku tidak menyangka bahwa acara udik-udik ini akan diikuti oleh ribuan orang. Dia menyebut bahwa informasi tentang pembagian udik-udik ini disebarluaskan melalui media sosial oleh istrinya.
”Istri saya yang menyebarkan informasi ini mengenai acara ini. Dan memang ribuan orang datang,” jelas Ramadhan.
Pembagian udik-udik oleh pengusaha batik Pekalongan ini diikuti oleh ribuan orang, pada hari Minggu (9/7/2023). Dilaporkan bahwa empat orang pingsan dan pagar Kantor Kelurahan Jenggot pun rusak.
Ramadhan juga mengakui bahwa dia awalnya dilarang oleh pihak desa setempat dan polisi untuk melaksanakan kegiatan ini. Namun, menurutnya, udik-udik ini sudah menjadi tradisi, sehingga dia tetap melanjutkannya.
”Pihak berwajib sudah menyarankan agar tidak melakukannya, tapi karena ini adalah tradisi. Orang-orang juga sudah menantikan acara ini, dan karena jumlah massa yang terlalu banyak, ya sudah saya lanjutkan,” ucapnya.
Dia tidak menampik bahwa ada anak-anak yang ikut terdesak dalam berebut uang puluhan juta yang dia bagikan. Dia juga menyadari bahwa ada beberapa orang yang pingsan akibat kerumunan tersebut.
”Ada insiden dimana ada anak yang jatuh dan pingsan. Saya secara pribadi bertanggung jawab sepenuhnya, termasuk kerusakan pagar kelurahan. Surat pernyataan tanggung jawab sudah ada, saya bertanggung jawab sepenuhnya. Kami juga telah melunasi biaya pengobatan di puskesmas untuk tiga anak yang terluka,” ungkapnya.
Murianews, Pekalongan – Bos batik Pekalongan, Ramadhan (38), telah menciptakan kehebohan setelah menyebarkan uang senilai puluhan juta di Kelurahan Jenggot, Pekalongan Selatan. Kegiatan ini dikenal sebagai tradisi udik-udik yang menarik ribuan orang.
Peristiwa pembagian udik-udik tersebut dilakukan di rumah Ramadhan yang terletak di seberang kantor Kelurahan Jenggot pada hari Minggu (9/7/2023) sekitar pukul 10.00 WIB kemarin. Ramadhan menjelaskan bahwa udik-udik tersebut dibagikan dalam rangka tasyakuran putra ketiganya yang berusia 40 hari.
”Ini adalah acara tasyakuran untuk anak ketiga saya. Jumlah uang yang dibagikan sebesar Rp 35 juta. Tradisi ini dilakukan untuk memotong rambut anak pada usia 40 hari. Udik-udikan, begitulah namanya menjadi tradisi di sini,” ujar Ramadhan mengutip detikjateng.com, Senin (10/7/2023).
Secara total, ada enam lokasi tempat Ramadhan menyebarkan uang tersebut. Mayoritas uang tersebut dibagikan dari atas.
Ramadhan mengaku tidak menyangka bahwa acara udik-udik ini akan diikuti oleh ribuan orang. Dia menyebut bahwa informasi tentang pembagian udik-udik ini disebarluaskan melalui media sosial oleh istrinya.
”Istri saya yang menyebarkan informasi ini mengenai acara ini. Dan memang ribuan orang datang,” jelas Ramadhan.
Pembagian udik-udik oleh pengusaha batik Pekalongan ini diikuti oleh ribuan orang, pada hari Minggu (9/7/2023). Dilaporkan bahwa empat orang pingsan dan pagar Kantor Kelurahan Jenggot pun rusak.
Ramadhan juga mengakui bahwa dia awalnya dilarang oleh pihak desa setempat dan polisi untuk melaksanakan kegiatan ini. Namun, menurutnya, udik-udik ini sudah menjadi tradisi, sehingga dia tetap melanjutkannya.
”Pihak berwajib sudah menyarankan agar tidak melakukannya, tapi karena ini adalah tradisi. Orang-orang juga sudah menantikan acara ini, dan karena jumlah massa yang terlalu banyak, ya sudah saya lanjutkan,” ucapnya.
Dia tidak menampik bahwa ada anak-anak yang ikut terdesak dalam berebut uang puluhan juta yang dia bagikan. Dia juga menyadari bahwa ada beberapa orang yang pingsan akibat kerumunan tersebut.
”Ada insiden dimana ada anak yang jatuh dan pingsan. Saya secara pribadi bertanggung jawab sepenuhnya, termasuk kerusakan pagar kelurahan. Surat pernyataan tanggung jawab sudah ada, saya bertanggung jawab sepenuhnya. Kami juga telah melunasi biaya pengobatan di puskesmas untuk tiga anak yang terluka,” ungkapnya.