Rabu, 19 November 2025

Murianews, Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menyatakan optimisme terkait penurunan angka stunting di wilayahnya pada tahun 2023. Penurunan ini merupakan hasil dari upaya yang dilakukan secara intensif oleh berbagai pihak di provinsi tersebut.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dijadwalkan akan mengumumkan hasil kinerja penurunan angka stunting pada akhir Desember 2023. Posisi angka stunting pada tahun 2022 di Jateng berada di angka 20,8%, dan hasil untuk tahun 2023 akan diumumkan dalam waktu dekat.

”Pada tahun 2022, posisinya di angka 20,8%. Untuk tahun 2023 belum diumumkan. Nanti kita menunggu sekitar akhir Desember. Tapi kami yakin bahwa di tahun 2023 ini akan ada penurunan,” ungkap Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana, pada acara Evaluasi Program Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Jateng, Senin (5/12/2023).

Nana Sudjana menyatakan komitmennya untuk menurunkan angka stunting hingga setidaknya 14%, sesuai dengan target pemerintah pusat. Untuk mencapai target ini, Pemprov Jateng terus melakukan berbagai upaya, termasuk kampanye Jo Kawin Bocah, pemberian pil tambah darah, gerakan Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng, penyediaan jamban sehat, dan kolaborasi dengan kabupaten/kota terkait penguatan perencanaan anggaran.

”Makanya hampir setiap satu bulan sekali, dari BKKBN Jateng, terus melakukan langkah-langkah evaluasi,” tambahnya.

Nana Sudjana menekankan, pengawalan dan koordinasi dari tingkat pusat hingga desa menjadi kunci keberhasilan penurunan stunting. Proses tersebut juga membutuhkan kolaborasi dari semua pihak agar angka stunting dapat turun secara signifikan.

Sementara itu, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, memberikan apresiasi terhadap kerja keras Provinsi Jawa Tengah dalam menurunkan angka stunting. Kinerja ini tercermin dari tingginya realisasi serapan Dana Alokasi Khusus (DAK) di provinsi tersebut. Serapan fisik sudah mencapai 91,7%, sedangkan serapan nonfisik mencapai 75%.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler