Di samping itu, Luthfi-Yasin berencana meluncurkan program ”eco pesantren,” yang bertujuan mengolah sampah menjadi energi terbarukan di lingkungan pesantren.
”Transportasi umum di Jawa Tengah ke depannya akan mengandalkan energi listrik. Kami juga akan meluncurkan program eco pesantren yang mengolah sampah menjadi energi terbarukan,” jelas Luthfi.
Ia menambahkan, banyak desa di Jawa Tengah sudah memiliki potensi energi terbarukan, yang bisa menjadi role model dalam penerapan ekonomi hijau di daerah perdesaan.
Sementara itu, calon wakil gubernur nomor urut 1, Hendrar Prihadi atau Hendi, menyoroti dampak kerusakan lingkungan akibat penambangan ilegal sebagai tantangan besar dalam menerapkan ekonomi hijau.
Hendi mengatakan dari data Bappeda Jateng selama tahun 2020 hingga 2024 mencatat kerugian hampir mencapai Rp 14,9 triliun akibat perubahan iklim dengan faktor paling terdampak pertanian.
Menurutnya, ekonomi hijau harus memperhatikan penataan lahan dan menegakkan Perda tata ruang. Hendi mengutip data Mabes Polri, 70 sampai 80 persen galian C di Jateng belum berizin.
”Yang di sini saya ketemu Gus Yasin hampir lima tahun, kenapa itu tidak dilakukan upaya menertibkan, hal itu karena berhubungan erat dengan ekonomi hijau. Jadi pandangan saya bagaimana bisa melakukan penegakan Perda tata ruang supaya bagian perkembangan ekonomi hijau berjalan dengan baik,” imbuh mantan Wali Kota Semarang itu.
Murianews, Semarang – Konsep ekonomi hijau berbasis lingkungan menjadi salah satu isu utama dalam debat kedua Pilgub Jateng 2024 pada Minggu (10/11/2024) malam.
Kedua pasangan calon atau paslon menyoroti pentingnya penerapan program pemerintahan yang mendukung ekonomi ramah lingkungan untuk meningkatkan daya saing sekaligus menjaga kelestarian alam di provinsi tersebut.
Pasangan calon nomor urut 2, yang diwakili Taj Yasin atau Gus Yasin, menyatakan ekonomi hijau dapat diterapkan melalui pengembangan industri yang berwawasan lingkungan.
Menurutnya, para investor yang berencana masuk ke Jawa Tengah diharapkan berkomitmen pada konsep industri ramah lingkungan.
”Kami berharap investasi dari para investor yang datang ke Jawa Tengah mampu menerapkan ekonomi hijau dalam pengelolaan industri yang ramah lingkungan,” ujar Gus Yasin.
Gus Yasin menambahkan, pihaknya akan mendorong penggunaan energi terbarukan di berbagai sektor industri, termasuk bio gas, geothermal, energi surya, dan energi hidro, guna mendukung pertumbuhan ekonomi hijau di Jawa Tengah.
Ahmad Luthfi juga mengungkapkan rencana pengembangan transportasi berbasis listrik sebagai bagian dari strategi ekonomi hijau mereka.
Di samping itu, Luthfi-Yasin berencana meluncurkan program ”eco pesantren,” yang bertujuan mengolah sampah menjadi energi terbarukan di lingkungan pesantren.
”Transportasi umum di Jawa Tengah ke depannya akan mengandalkan energi listrik. Kami juga akan meluncurkan program eco pesantren yang mengolah sampah menjadi energi terbarukan,” jelas Luthfi.
Ia menambahkan, banyak desa di Jawa Tengah sudah memiliki potensi energi terbarukan, yang bisa menjadi role model dalam penerapan ekonomi hijau di daerah perdesaan.
Sementara itu, calon wakil gubernur nomor urut 1, Hendrar Prihadi atau Hendi, menyoroti dampak kerusakan lingkungan akibat penambangan ilegal sebagai tantangan besar dalam menerapkan ekonomi hijau.
Hendi mengatakan dari data Bappeda Jateng selama tahun 2020 hingga 2024 mencatat kerugian hampir mencapai Rp 14,9 triliun akibat perubahan iklim dengan faktor paling terdampak pertanian.
Menurutnya, ekonomi hijau harus memperhatikan penataan lahan dan menegakkan Perda tata ruang. Hendi mengutip data Mabes Polri, 70 sampai 80 persen galian C di Jateng belum berizin.
”Yang di sini saya ketemu Gus Yasin hampir lima tahun, kenapa itu tidak dilakukan upaya menertibkan, hal itu karena berhubungan erat dengan ekonomi hijau. Jadi pandangan saya bagaimana bisa melakukan penegakan Perda tata ruang supaya bagian perkembangan ekonomi hijau berjalan dengan baik,” imbuh mantan Wali Kota Semarang itu.