”Setiap hari ngisi di sini, ya pertalite ya pertamax. Waktu itu saya isi pertalite mesinnya enggak beres. Waktu itu sudah jalan sekitar 3-4 km baru terasa,” kata Hartana.
Bahkan, lanjut Hartana, baru-baru ini ia juga mengalami masalah serupa setelah mengisi BBM jenis pertamax di SPBU yang sama. Ia menduga kejadian ini telah berlangsung selama kurang lebih dua minggu terakhir.
”Ya kalau memang ada kecurangan, lebih baik ditutup dahulu,” pungkas Hartana.
Murianews, Klaten – Sebuah SPBU berkode 44.572.29 yang berlokasi di Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ditutup sementara oleh pihak kepolisian.
Penutupan ini dilakukan menyusul adanya laporan dari masyarakat terkait dugaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite yang tercampur dengan air atau zat lain, yang mengakibatkan sejumlah kendaraan mengalami mogok.
Kasatreskrim Polres Klaten, Iptu Taufik Frida Mustofa membenarkan penutupan sementara SPBU tersebut. Ia menjelaskan, tindakan ini merupakan tindak lanjut dari laporan masyarakat yang resah akibat kendaraannya mati setelah mengisi BBM di SPBU tersebut.
”Kami cek di tempat pengisian tersebut dari noken (wadah sampel BBM) tercampur zat lain dari BBM jenis pertalite,” ungkap Iptu Taufik dikutip dari Antara, Selasa (8/4/2025).
Lebih lanjut, Iptu Taufik mengatakan jika pihaknya juga menemukan sejumlah kendaraan yang mogok setelah mengisi BBM di SPBU tersebut dan terpaksa harus dibawa ke bengkel untuk perbaikan.
Guna melindungi konsumen dan masyarakat luas dari potensi kerugian yang lebih besar, Polres Klaten mengambil langkah tegas dengan melakukan sterilisasi status quo di SPBU tersebut. Hal ini bertujuan untuk menghentikan sementara penjualan stok BBM yang diduga telah tercemar.
”Kami lakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap kasus tersebut,” tegas Iptu Taufik.
Sementara itu, salah seorang konsumen SPBU tersebut, Hartana, mengaku sering melakukan pengisian BBM di lokasi tersebut, baik pertalite maupun pertamax.
Pengakuan konsumen...
Ia mengungkapkan pengalamannya saat mengisi pertalite beberapa waktu lalu yang menyebabkan kendaraannya bermasalah.
”Setiap hari ngisi di sini, ya pertalite ya pertamax. Waktu itu saya isi pertalite mesinnya enggak beres. Waktu itu sudah jalan sekitar 3-4 km baru terasa,” kata Hartana.
Bahkan, lanjut Hartana, baru-baru ini ia juga mengalami masalah serupa setelah mengisi BBM jenis pertamax di SPBU yang sama. Ia menduga kejadian ini telah berlangsung selama kurang lebih dua minggu terakhir.
”Ya kalau memang ada kecurangan, lebih baik ditutup dahulu,” pungkas Hartana.