Rabu, 19 November 2025

Meskipun ide untuk menggunakan tabungan naik haji awalnya tidak terpikirkan, Legiman kemudian berdiskusi dengan ketiga anaknya. Mereka memberikan dukungan penuh agar kedua orang tua mereka dapat mewujudkan rukun Islam yang kelima tersebut.

”Mereka bilang, yang penting mendaftar dulu dan bisa lunas. Untuk sangu (saku) dipikir belakangan,” jelasnya.

Setelah mendaftar dan melengkapi persyaratan administrasi, Legiman dan Baniyah semakin gigih menabung. Selain menyisihkan Rp 1.000 setiap hari, mereka juga menambah pundi-pundi tabungan dari hasil menjual barang-barang rosokan.

”Saya menabung setelah menyelesaikan kewajiban sebagai kepala keluarga. Wajibe wong lanang kui nyukupi butuhe omah (kewajiban laki-laki itu mencukupi kebutuhan di rumah). Setelah memberi uang belanja, ya sisanya saya sisihkan,” paparnya.

Kisah keberuntungan juga menyertai perjalanan Legiman dan istri. Awalnya terdaftar sebagai calon jemaah haji cadangan, mereka akhirnya menerima pemberitahuan untuk berangkat tahun ini melalui Kloter 93.

Berbagai persiapan telah mereka lakukan, mulai dari pemeriksaan kesehatan, pembekalan, hingga manasik haji. Dengan penuh harap, Legiman menyampaikan permohonan doa.

”Saya mohon doanya agar semua dilancarkan, saya juga mendoakan agar semua saudara saya umat Muslim bisa berangkat haji,” pungkasnya.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler