Ia mencatat, dukungan telah ditunjukkan melalui berbagai kegiatan, seperti Jateng Halal Fair 2024 dan Jateng Halal Festival 2025.
Ke depan, Jateng sedang menggodok rencana kawasan wisata ramah muslim yang kemungkinan dicanangkan berbarengan dengan pelaksanaan MTQ Nasional di Jawa Tengah.
”Ini akan menjadi terobosan bagi Jawa Tengah, yakni mengubah desa wisata menjadi desa wisata ramah muslim pertama di Jawa Tengah,” ungkap Nyata.
Menanggapi apresiasi tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyampaikan terima kasih. Ia meyakini, mengingat mayoritas penduduk Jateng beragama Islam, perputaran ekonomi yang dominan seharusnya adalah ekonomi syariah.
Sumarno menambahkan, Gubernur Ahmad Luthfi telah menargetkan ekonomi syariah sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi dalam arah kebijakan Jawa Tengah tahun 2027.
Sebagai bentuk penghargaan atas dukungan ini, KNEKS menyematkan PIN Brand Ekonomi Syariah kepada Sekda Sumarno.
Murianews, Semarang – Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menilai Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan ekonomi syariah.
Penilaian ini didasarkan pada komitmen kuat Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin yang tertuang dalam kebijakan daerah.
Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS, Sutan Emir Hidayat menyatakan, dukungan Jateng terhadap penguatan ekonomi syariah sangat luar biasa. Bahkan menempatkan Jateng dalam ”radar” provinsi dengan pengembangan ekonomi syariah terbesar.
”Dukungan Jawa Tengah terhadap penguatan ekonomi syariah ini luar biasa. Dalam gelaran Anugerah Adinata Syariah, Jateng selalu ada yang menang. Komitmen kepala daerah juga sudah masuk dalam arah kebijakan,” ucap Emir dalam acara Penguatan Literasi Brand Ekonomi Syariah Provinsi Jawa Tengah di kompleks Kantor Gubernur, Rabu (6/11/2025).
Emir menjelaskan, ekonomi syariah kini tidak lagi sekadar alternatif, melainkan telah menjadi mainstream ekonomi. Sebanyak 26 provinsi, termasuk Jawa Tengah, telah memasukkan muatan ekonomi syariah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Tiga indikator utama pengembangan ekonomi syariah yang dipenuhi Jateng meliputi jumlah produk tersertifikasi halal, aset perbankan syariah per Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan indeks zakat nasional yang diukur sampai tingkat kabupaten/kota.
Meskipun demikian, Emir mengakui bahwa inklusi keuangan syariah tingkat nasional masih menjadi pekerjaan rumah dengan angka 13 persen, sehingga literasi keuangan syariah akan terus digencarkan.
Komitmen Pemprov Jateng diamini oleh Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Daerah Ekonomi Syariah (KDEKS) Jawa Tengah, Nyata Nugraha.
Wisata ramah muslim...
Ia mencatat, dukungan telah ditunjukkan melalui berbagai kegiatan, seperti Jateng Halal Fair 2024 dan Jateng Halal Festival 2025.
Ke depan, Jateng sedang menggodok rencana kawasan wisata ramah muslim yang kemungkinan dicanangkan berbarengan dengan pelaksanaan MTQ Nasional di Jawa Tengah.
”Ini akan menjadi terobosan bagi Jawa Tengah, yakni mengubah desa wisata menjadi desa wisata ramah muslim pertama di Jawa Tengah,” ungkap Nyata.
Menanggapi apresiasi tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyampaikan terima kasih. Ia meyakini, mengingat mayoritas penduduk Jateng beragama Islam, perputaran ekonomi yang dominan seharusnya adalah ekonomi syariah.
Sumarno menambahkan, Gubernur Ahmad Luthfi telah menargetkan ekonomi syariah sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi dalam arah kebijakan Jawa Tengah tahun 2027.
Sebagai bentuk penghargaan atas dukungan ini, KNEKS menyematkan PIN Brand Ekonomi Syariah kepada Sekda Sumarno.