Selasa, 24 Juni 2025

Murianews, Purbalingga – Sistem pompanisasi para petani Desa Senon, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah barangkali patut ditiru. Di mana, petani setempat menggunakan pompa air bertenaga surya untuk mengairi areal sawahnya.

Selama ini, para petani memang sudah akrab menggunakan pompa air. Namun, kebanyakan yang digunakan adalah pompa air listrik atau diesel dengan bahan bakar minyak (BBM).

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyebut, pompa buatan warga setempat tersebut adalah karya inovatif. ”Saya melihat langsung pompa air ini tanpa harus menggunakan solar dan listrik hanya menggunakan tenaga matahari (surya) sudah bisa mengaliri petak-petak sawah di Desa Senon,” kata Bupati Tiwi, sapaan akrabnya, pada acara Sambang Tani di Desa Senon, Kecamatan Kemangkon, baru-baru ini.

Menurutnya, inovasi teknologi tersebut merupakan inisiasi yang luar biasa dari putra-putra daerah yang memiliki kepedulian yang luar biasa kepada sektor pertanian. Hal ini harus bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk bisa meningkatkan produktivitas pertanian.

”Ini tidak hanya efektif untuk mencukupi kebutuhan air, inovasi teknologi ini juga sangat efisien dari sisi biaya. Untuk biaya maintenance (perawatan) juga tergolong murah,” ujar bupati, dilansir dari laman Pemprov Jateng, Selasa (18/6/2024).

Tiwi berencana mengadopsi teknologi tersebut untuk peningkatan sektor pertanian di Purbalingga.

”InsyaAllah, salah satu karya putra Kemangkon yang peduli pertanian ini akan kita jadikan sebuah program (untuk) membantu kadang-kadang (saudara) tani di Purbalingga. Ini akan kita masukan dalam pembahasan anggaran 2025,” bebernya.

Pengelola Botan Solar Pump Galih Satya Dharma berharap, teknologi tersebut dapat diterapkan oleh para petani lain di Purbalingga. Harapannya, teknologi ini bisa diaplikasikan di desa-desa yang lain di Kecamatan Kemangkon, Kalimanah, Bukateja, dan Padamara yang notabene kekurangan air.

”Wilayah tersebut ada sumber air namun tidak bisa dimanfaatkan oleh petani untuk mengolah lahan persawahan karena kurangnya pompanisasi,” kata Galih.

Ia menuturkan, pompa air tenaga surya tersebut mampu mengairi 10 hektare sawah dengan waktu beroperasi selama 3 hari. Teknologi ini sudah dilengkapi dengan sistem keamanan yang lengkap.

Komentar

Terpopuler