Rabu, 19 November 2025

Murianews, Wonosobo – Komitmen dan upaya bersama Pemkab Wonoboso, Jawa Tengah dalam pengentasan kemiskinan memberikan dampak yang signifikan. Indikasinya, angka kemiskinan di Kabupaten Wonosobo mengalami penurunan dari 15,58 persen di tahun 2023 menjadi 15,28 persen di tahun 2024, dan kemiskinan ekstrem menjadi 1,26 persen.

Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar menegaskan, upaya percepatan penurunan angka kemiskinan hingga target 0 persen perlu kolaborasi bersama berbagai pihak. Salah satunya, dengan memfokuskan sasaran intervensi yang jelas di masing-masing desa.

”Setelah ini ada pertemuan antara camat dengan desa untuk membedah peta desa. Kemudian OPD, BUMD/BUMN bisa mengambil peran masing-masing. Situasi ini harus dilakukan bersama-sama,” ungkapnya, dalam rapat koordinasi penanggulangan kemiskinan sebagai tindak lanjut rapat koordinasi nasional di Bappeda Wonosobo, Kamis (5/9/2024).

Ia juga menyampaikan, tahun ini Kabupaten Wonosobo kembali mendapatkan dana insentif fiskal untuk penanganan kemiskinan senilai 6 miliar rupiah dan stunting 5 miliar rupiah. Dana insentif ini akan dipergunakan semaksimal mungkin guna percepatan penurunan angka kemiskinan dan stunting.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo One Andang Wardoyo menambahkan, kolaborasi antara kabupaten dan desa perlu komunikasikan lagi. Termasuk, membuat guiding untuk lebih memfokuskan dana desa, sehingga, pengurangan angka kemiskinan di masing-masing desa akan lebih terarah.

Sementara itu, Kabid Pemerintahan dan Sosial Budaya Bappeda Wonosobo Harjanto menyampaikan, dalam rangka penggulangan kemiskinan di Kabupaten Wonosobo dan untuk mencapai target 0 persen kemiskinan ekstrem pada tahun 2024, perlunya percepatan dan ketepatan intervensi baik jenis program maupun target sasaran.

Menurutnya, berbagai program dalam rangka Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE) telah dijalankan. Mulai dari Mayo Sekolah, yang fokus pada pencegahan dan penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) melalui penyediaan beasiswa. Sehingga, sejak tahun 2022-2024 setidaknya ada 275 anak kembali ke sekolah melalui program ini.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler