Masjid Agung Jawa Tengah An-Nuur Magelang Siap Layani Umat
Dani Agus
Sabtu, 26 Oktober 2024 21:02:00
Murianews, Magelang – Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) An-Nuur Magelang kini sudah bisa melayani umat. Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana meresmikan secara langsung pemanfaatan masjid yang berada di Lingkungan Ngentak, Kelurahan Sawitan, Kecamatan Mungkid itu, Sabtu (26/10/2024).
Dalam peresmian ini, Nana Sudjana bersama unsur forkopimda menabuh rebana, dilanjutkan dengan salat zuhur berjemaah. Acara juga diisi ceramah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, oleh KH Ahmad Muwafiq, asal DI Yogyakarta.
Nana Sudjana mengatakan, masjid tersebut mampu menampung 8.000 jemaah. Nantinya, selain kegiatan keagamaan, tempat peribadatan yang berdiri di atas tanah seluas 5 hektare itu, juga sebagai pusat ekonomi syariah masyarakat sekitar.
”Kami meresmikan pemanfaatan masjid, karena sudah 100 persen pembangunannya. Rencananya untuk peresmian masjid akan dilakukan oleh Presiden RI, bersamaan dengan peresmian pasar dan Kampung Seni Pudjon, waktunya sebentar lagi,” ujar Nana Sudjana.
Terkait pembangunan, Nana menyampaikan, MAJT An-Nuur Magelang dibangun menggunakan skema tahun jamak 2022-2023. Pembangunannya menelan anggaran Rp 121,5 miliar.
Sebelumnya, Nana Sudjana sudah mengukuhkan 87 orang pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) An Nuur, Kabupaten Magelang masa bakti 2024-2028, Rabu (25/9/2024).
Pengelola MAJT Jateng ini terdiri dari beberapa unsur. Yakni, dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Magelang, dan Takmir MAJT An-Nuur.
Ketua Takmir MAJT An-Nuur Magelang Asfuri Muhsis mengatakan, keberadaan masjid itu mendukung Borobudur sebagai destinasi wisata prioritas. Diharapkan, selepas berwisata, para pelancong bisa beribadah sekaligus melepas penat, di fasilitas yang telah disediakan.
Selain itu, warga juga bisa memandang panorama Mungkid dari menara setinggi 33 meter, di kompleks masjid.
“Wisatawan dalam maupun mancanegara, seusai ke Borobudur boleh mampir di sini, baik yang Islam atau tidak. Kalau tidak (ibadah) bisa istirahat. (Masjid) ini adalah simbol moderasi beragama. Harapannya tampil toleran, bersahaja, sehingga nanti orang nonmuslim mampir ke sini itu baik-baik saja. Kita sesama umat saling menghargai. Agama beda boleh, tapi saling menghormati,” ungkapnya.
Asfuri juga berharap, kehadiran masjid itu dapat mengungkit perekonomian warga sekitar.
“Hararapannya, ketika sudah berfungsi juga ada tempat untuk resepsi, diskusi, dan ruang kajian. Dengan memakmurkan masjid ini, masyarakat juga kena dampak (positif),” imbuhnya.



