Pada 2024, realisasi investasi mencapai Rp 88,44 triliun. Sementara target yang ditetapkan sebesar Rp 80,10 triliun.
Menurutnya, capaian kinerja merupakan akumulasi realisasi penanaman modal asing maupun dalam negeri dari triwulan I sampai IV 2024, ditambah realisasi dari sektor usaha menengah kecil atau UMK.
”Realisasi investasi di Jateng tahun 2024 ini dari triwulan I-IV mencapai Rp 88,44 triliun. Ini ada kenaikan 114 persen jika dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp 77,02 triliun,” ujarnya.
Sakina menjelaskan, data tersebut berasal dari Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), yang menggunakan sistem Online Single Submission Risk Based Approach, Kementerian Investasi dan Hilirisasi RI.
Berdasarkan data tersebut, sektor industri tekstil menjadi penyumbang terbanyak penanaman modal di Jateng.
Sementara itu, Singapura menjadi negara asing dengan asal penanaman modal terbanyak. Selanjutnya ada Hongkong, Korea Selatan, Tiongkok, dan Thailand.
Murianews, Semarang – Realisasi investasi di Jawa Tengah pada 2024 melampaui target yang telah ditetapkan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Sakina Rosellasari, Selasa (11/2/2025).
Pada 2024, realisasi investasi mencapai Rp 88,44 triliun. Sementara target yang ditetapkan sebesar Rp 80,10 triliun.
Menurutnya, capaian kinerja merupakan akumulasi realisasi penanaman modal asing maupun dalam negeri dari triwulan I sampai IV 2024, ditambah realisasi dari sektor usaha menengah kecil atau UMK.
Rinciannya, PMA dan PMDN menyumbang investasi sebesar Rp 68,67 triliun. Sementara sektor UMK menyumbang Rp 19,77 triliun.
”Realisasi investasi di Jateng tahun 2024 ini dari triwulan I-IV mencapai Rp 88,44 triliun. Ini ada kenaikan 114 persen jika dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp 77,02 triliun,” ujarnya.
Sakina menjelaskan, data tersebut berasal dari Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), yang menggunakan sistem Online Single Submission Risk Based Approach, Kementerian Investasi dan Hilirisasi RI.
Berdasarkan data tersebut, sektor industri tekstil menjadi penyumbang terbanyak penanaman modal di Jateng.
Sementara itu, Singapura menjadi negara asing dengan asal penanaman modal terbanyak. Selanjutnya ada Hongkong, Korea Selatan, Tiongkok, dan Thailand.
Banyak Industri Padat Karya...
Pada 2024, imbuhnya, terdapat 65.815 proyek, yang menyerap tenaga kerja sebanyak 409.338 orang. Dibandingkan 2023, jumlah proyek naik 52,77 persen. Sedangkan serapan tenaga kerja naik 46,38 persen.
Sakina mengatakan, investasi di Jateng secara nilai memang terhitung kecil. Namun, di Jateng terdapat banyak industri padat karya, seperti tekstil dan alas kaki. Sehingga, Jawa Tengah menjadi provinsi dengan serapan tenaga kerja terbanyak, dibanding provinsi lain, di Pulau Jawa.
Dijelaskan, jumlah serapan tenaga kerja sebanyak 409.338 orang menempati urutan pertama, disusul Jabar sebanyak 383.707 orang, DKI Jakarta 363.345 orang, Jatim 298.893 orang, dan Banten 149.099 orang.