Yakni di Kabupaten Demak, Grobogan, Kendal maupun di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga.
Sementara itu, petani di Mijen mengaku sangat senang sekali atas upaya Bulog Semarang menyerap gabah petani dengan harga Rp 6.500 per kilogram
”Karena harga gabah di luar seharga Rp 5.000-Rp 5.500 per kilogram,” kata Nur Hasyim, salah satu petani.
Murianews, Semarang – Bulog Semarang mulai menyerap hasil panen padi milik petani di Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Gabah kering panen (GKP) petani Mijen dibeli Bulog Semarang sesuai dengan harga pokok penjualan (HPP) Rp 6.500 per kilogram.
Pimpinan Cabang Bulog Semarang Rendy Ardiansyah di Semarang, Senin menjelaskan, GKP yang diserap itu adalah panen padi di Mijen pada 22-23 Februari 2025.
Ia menyebutkan, secara total realisasi penyerapan panen di wilayah kerja Bulog Semarang sudah terserap setara beras 4.740 ton.
”Bulog Semarang berupaya menyerap hasil panen baik di daerah sentra produksi maupun nonsentra produksi. Kecamatan lain di Kota Semarang, seperti Mangkang Kulon, Ngaliyan, Tugu maupun Kecamatan lainnya akan dijadwalkan juga kegiatan penyerapan panen,” katanya, dilansir dari Antara.
Meski Kota Semarang bukan merupakan daerah surplus penghasil padi, kata dia, namun tetap memiliki semangat dalam mencapai target swasembada pangan.
Adanya koordinasi yang baik antara aparat TNI dan Polri serta penyuluh pertanian di lapangan dengan Perum Bulog maka diharapkan petani mendapat informasi terkait HPP.
Ia berharap penyerapan panen dengan harga sesuai HPP Rp 6.500 per kilogram dapat dirasakan langsung oleh petani tanpa melalui perantara.
Petani Mijen Senang...
Ia menambahkan, Bulog Semarang juga saat ini masif melakukan penyerapan hasil panen berupa GKP maupun beras di daerah sentra produsen di wilayahnya.
Yakni di Kabupaten Demak, Grobogan, Kendal maupun di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga.
Sementara itu, petani di Mijen mengaku sangat senang sekali atas upaya Bulog Semarang menyerap gabah petani dengan harga Rp 6.500 per kilogram
”Karena harga gabah di luar seharga Rp 5.000-Rp 5.500 per kilogram,” kata Nur Hasyim, salah satu petani.