Terpisah, Kapolsek Banjarsari Kompol Parjono mengatakan keluarga korban memang sempat membuat laporan orang hilang ke Polresta Solo.
”Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Tadi jenazah sempat ke RSUD dr Moewardi, karena kondisi jenazah sudah mulai membusuk,” kata Parjono.
Murianews, Solo – Sesosok mayat ditemukan di wilayah Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah. Mayat yang ditemukan di sebuah kebun tersebut kondisinya telah membusuk dan mengeluarkan bau menyengat.
Warga sekitar awalnya mengira bau busuk itu dari bangkai hewan. Namun, lantaran curiga, sumber bau kemudian ditelusuri hingga akhirnya ditemukan jasad korban.
”Awalnya tercium bau bangkai. Kebetulan rumah warga itu bertingkat, lalu mereka coba cari ke dalam rumah, tapi tak ketemu sumbernya. Akhirnya dicek ke kebun sebelah rumah dan ditemukan mayat di pojokan kebun, tertutup sarung,” kata Lurah Kadipiro Arif Budiman kepada awak media, Senin (23/6/2025).
Selanjutnya, penemuan mayat ini langsung dilaporkan ke kepolisian. Setelah diidentifikasi, jasad itu diketahui seorang pria berinisial RZ (21) warga Kadipiro.
Kepastian itu didapatkan saat ayah korban, bernama Sugeng, dipanggil ke lokasi. Sugeng menyatakan mayat itu putranya setelah dia melihat dari ciri-ciri fisik yang ada. Korban sempat dilaporkan hilang sejak Kamis (19/6/2025).
”Pak Sugeng langsung datang ke lokasi setelah kami hubungi. Setelah dicek ternyata memang benar itu anaknya yang dilaporkan hilang sejak Kamis sore,” jelasnya, dilansir dari DetikJateng.
Dari keterangan pihak keluarga, korban memiliki riwayat gangguan kejiwaan dan sempat menjalani pengobatan. Sebelum hilang, korban diketahui sedang menjalani ibadah puasa dan sore itu seperti biasa ikut salat berjemaah.
Namun, selepas asar, korban tidak pulang dan tak diketahui keberadaannya hingga jenazahnya ditemukan lima hari kemudian.
Sempat Bikin Laporan Hilang...
Terpisah, Kapolsek Banjarsari Kompol Parjono mengatakan keluarga korban memang sempat membuat laporan orang hilang ke Polresta Solo.
”Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Tadi jenazah sempat ke RSUD dr Moewardi, karena kondisi jenazah sudah mulai membusuk,” kata Parjono.