Rabu, 19 November 2025

Selain itu, menghubungkan petani dengan pasar atau konsumen seperti restoran, hotel, dan lainnya. Di Klaten, terang gubernur, total wilayah yang dipanen mencapai 100 hektare, dengan potensi produksi sekitar 600 ton gabah.

Panen itu jadi contoh keberhasilan program low carbon rice, karena berhasil menurunkan emisi karbon hingga 80 persen, mengurangi biaya giling hingga 30-40 persen, serta memperbaiki kualitas hasil panen.

Implementasi lainnya adalah mendorong transisi pertanian berkelanjutan. Transisi ini dilakukan dengan mengganti mesin penggilingan padi berbahan bakar solar menjadi mesin penggilingan padi listrik, mengurangi pupuk kimia, dan mengoptimalkan penggunaan air.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah, Dyah Lukisari mengatakan, untuk memperluas program low carbon rice, salah satu caranya adalah menggandeng CSR dari perusahaan.

Saat ini yang sudah melakukan intervensi terkait program ini adalah Bank Indonesia. Ada enam kabupaten selain Klaten, Boyolali, dan Sragen.

Menurut Dyah, ke depan diharapkan mesin yang digunakan tidak lagi listrik, sebab listrik masih memakai energi dari fosil. Hal itu sesuai dengan arahan dari Gubernur Ahmad Luthfi, agar mengupayakan konversi mesin dengan sumber energi dari tenaga surya.

Duta besar Uni Eropa untuk Indonesia Denis Chaibi, berterima kasih atas sambutan yang dilakukan boleh Gubernur Ahmad Luthfi dan Wali Kota Surakarta.

Kedatangannya ke Jawa Tengah dengan 12 delegasi dari negara Uni Eropa untuk melihat langsung praktik low carbon rice di Soloraya.

”Saya sendiri mewakili misi Uni Eropa yang ada di Indonesia, di sini kami ingin belajar dari masyarakat di Indonesia mengenai apa yang dilakukan dalam hal ketahanan pangan. Kami ingin terlibat dan belajar dari Jawa Tengah yang merupakan salah satu lumbung pangan terbesar di Indonesia, bahkan juga ada di dunia,” ujarnya.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler