”Sekitar 11.000 umat Buddha dari berbagai wilayah di Indonesia akan mengikuti prosesi tersebut,” jelasnya, dilansir dari laman Pemkab Magelang.
Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI Supriyadi menilai, animo umat Buddha dalam kegiatan keagamaan seperti TIC memang sangat tinggi.
”Kegiatan ini sudah maksimal. Panita berpikir agar menjadi satu kesatuan perlu kapasitas dua ribu yang diberikan,” jelas Supriyadi.
Murianews, Magelang – Kegiatan keagamaan Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) dan Asalha Mahapuja 2569 tahun 2025 digelar di Taman Lumbini, Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Acara keagamaan Sangha Theravada Indonesia (STI) bersama keluarga Buddhis Theravada Indonesia ini digelar pada 4-6 Juli 2025. Acara ini diikuti ribuan umat Buddha dari dalam dan luar negeri.
Ketua pelaksana Tony Coason mengatakan, ITC telah menjadi kegiatan rutin yang digelar sejak 2015 dengan animo peserta terus meningkat.
Tahun ini, ITC diikuti oleh 2.000 lebih peserta, terdiri dari Bhikkhu dalam dan luar negeri, samanera (calon bhikkhu), atthasilani dan upasaka-upasika yang melaksanakan puasa atthasila.
Umat Buddha dari luar negeri seperti dari Kamboja, Thailand, Srilanka, Myanmar, Singapura, Malaysia, Australia, Amerika dan Inggris.
”Kita belum fokus ke luar negeri, karena peserta dari dalam negeri saja kewalahan. Kita ingin menambah tapi kapasitas lahannya yang tidak cukup,” kata Tony, Jumat (4/7/2025).
Sebagai puncak acara akan digelar kirab kereta kencana Dhammacakka dan Kereta Kencana Stambha Vijaya, pada Minggu (6/7/2025) sore.
Acara ini melambangkan kerukunan umat beragama dengan diawali prosesi puja yatra dari candi Mendut-Pawon ke Taman Lumbini Borobudur.
Animo Sangat Tinggi...
”Sekitar 11.000 umat Buddha dari berbagai wilayah di Indonesia akan mengikuti prosesi tersebut,” jelasnya, dilansir dari laman Pemkab Magelang.
Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI Supriyadi menilai, animo umat Buddha dalam kegiatan keagamaan seperti TIC memang sangat tinggi.
Namun, antara kebutuhan dan kesiapan lokasi di kawasan Candi Borobudur yang terpisah membuat panitia hanya menambah 250 kuota peserta.
”Kegiatan ini sudah maksimal. Panita berpikir agar menjadi satu kesatuan perlu kapasitas dua ribu yang diberikan,” jelas Supriyadi.
