Tak kurang 11.000 umat yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia dan sebagian dari luar negeri itu tumpah ruah memadati rute kirab sepanjang sekitar 3 kilometer tersebut.
Meski sempat turun gerimis, namun hal itu tak menyurutkan antusiasme umat untuk mengikuti prosesi acara hingga selesai.
Selain diikuti umat dari berbagai wilayah, pujayatra juga semakin khidmat dengan bergabungnya 2.000 peserta Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) 2025.
Sekitar pukul 13.00 WIB barisan kirab mulai meninggalkan area Candi Mendut. Empat kereta kencana rancangan Bhante Sri Phannavaro yang tiga hari sebelumnya dipajang di Taman Lumbini, Kompleks Candi Borobudur juga turut dikirab.
Kereta Kencana Stambha Vijaya berada di urutan terdepan. Disusul Kereta Kencana Dhammacakka, Tipitaka dan Mahadhatu.
Dalam kesempatannya Dirjen Bimas Buddha Supriyadi turut mengikuti kirab di barisan depan sambil membopong bunga. Di belakangnya, menyusul sejumlah tokoh-tokoh Buddha dan pengurus Sangha Theravada Indonesia.
Kehadiran Barisan Merah Putih, Bendera Buddhis, Bhinneka Tunggal Ika, Amisa Puja semakin menyemarakkan prosesi kirab.
Murianews, Magelang – Ribuan umat Buddha mengikuti prosesi Pujayatra atau kirab dari Candi Mendut ke Candi Borobudur di Kabupaten Magelang dalam rangka perayaan Ashada, Minggu (6/7/2025).
Tak kurang 11.000 umat yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia dan sebagian dari luar negeri itu tumpah ruah memadati rute kirab sepanjang sekitar 3 kilometer tersebut.
Meski sempat turun gerimis, namun hal itu tak menyurutkan antusiasme umat untuk mengikuti prosesi acara hingga selesai.
Selain diikuti umat dari berbagai wilayah, pujayatra juga semakin khidmat dengan bergabungnya 2.000 peserta Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) 2025.
Sekitar pukul 13.00 WIB barisan kirab mulai meninggalkan area Candi Mendut. Empat kereta kencana rancangan Bhante Sri Phannavaro yang tiga hari sebelumnya dipajang di Taman Lumbini, Kompleks Candi Borobudur juga turut dikirab.
Kereta Kencana Stambha Vijaya berada di urutan terdepan. Disusul Kereta Kencana Dhammacakka, Tipitaka dan Mahadhatu.
Dalam kesempatannya Dirjen Bimas Buddha Supriyadi turut mengikuti kirab di barisan depan sambil membopong bunga. Di belakangnya, menyusul sejumlah tokoh-tokoh Buddha dan pengurus Sangha Theravada Indonesia.
Kehadiran Barisan Merah Putih, Bendera Buddhis, Bhinneka Tunggal Ika, Amisa Puja semakin menyemarakkan prosesi kirab.
Berjalan Khidmat...
Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama Supriyadi mengapresiasi jalannya kirab pujayatra yang berjalan khidmat. Supriyadi menilai, pujayatra adalah perjalanan menuju tempat pemujaan dalam rangka Ashada.
Dengan dasar itu, maka pujayatra diawali perlu dengan keyakinan penuh.
”Sehingga dalam perjalanan ini umat mengikuti arahan dari para rohaniwan kita dan para bhante bahwa berjalan tidak mengenakan penutup kepala, juga tidak banyak bicara. Tapi kita berjalan merenungkan akan keagungan Buddha, dhamma dan sangha,” ujar Supriyadi, dikutip dari laman Kemenag.
Supriyadi mengajak umat Buddha untuk memahami secara mendalam makna dari pujayatra tersebut. Dengan demikian, prosesi ini tak sekadar ritual biasa, namun nilai-nilai keluhuran dari ajaran Buddha bisa diimplemetasikan secara tepat dalam kehidupan nyata.