”Waduk Rowo Jombor nanti akan dibuat event tahunan, sehingga pariwisatanya ada. Termasuk, akan dibangun joging track untuk kegiatan masyarakat. Harapannya, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar waduk,” jelas Luthfi.
Setidaknya, ada kurang lebih 195 orang nelayan perairan umum darat yang bergantung pada ekosistem Rowo Jombor.
Produksi ikan di waduk tersebut diperkirakan mencapai 309,8 ton, atau setara kurang lebih Rp7,7 miliar pada 2024. Komoditas utama adalah ikan nila, tawes, dan ikan air tawar lainnya.
Sementara untuk sektor pariwisata, Rowo Jombor sudah dikenal sebagai salah satu destinasi wisata alam, kuliner, dan pemancingan. Bahkan, pemerintah daerah telah menjadikan kawasan Rowo Jombor sebagai dari pengembangan Desa Wisata Krakitan.
Murianews, Klaten – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melangsungkan kunjungan kerja di Waduk Rowo Jombor, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu (9/7/2025).
Ikut mendampingi wapres, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin, Bupati Klaten, dan pejabat terkait lainnya.
Dalam kunjungan itu, wapres dan para pejabat lainnya menebar 50.000 benih ikan gurame dan nila hitam di waduk tersebut.
Selain itu juga melakukan pembahasan mengenai potensi pengembangan kawasan Waduk Rowo Jombor bagi masyarakat sekitar.
Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan, penebaran benih ikan tersebut merupakan upaya untuk menjaga persediaan ikan, meningkatkan hasil tangkapan nelayan, mendukung ketahanan pangan lokal.
Selain itu, penebaran benih ikan juga bertujuan melestarikan keanekaragaman hayati perairan dan mendukung sektor ekowisata pemancingan.
”Ini juga dalam rangka meningkatkan konsumsi ikan dan ekonomi masyarakat sekitar,” kata Luthfi.
Selain menebar benih ikan, wapres sempat berkeliling kawasan Rowo Jombor dan menyapa masyarakat. Di tengah kegiatan itu ada pembahasan terkait pengembangan sektor pariwisata dan ekowisata, di waduk seluas seluas sekitar 198 hektare itu.
Pengembangan Desa Wisata Krakitan...
”Waduk Rowo Jombor nanti akan dibuat event tahunan, sehingga pariwisatanya ada. Termasuk, akan dibangun joging track untuk kegiatan masyarakat. Harapannya, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar waduk,” jelas Luthfi.
Berdasarkan data yang ada, potensi waduk Rowo Jombor cukup besar. Waduk yang mulanya dibangun untuk menampung air, mengendalikan banjir, juga mengairi sawah saat musim kemarau itu, telah dimanfaatkan masyarakat.
Setidaknya, ada kurang lebih 195 orang nelayan perairan umum darat yang bergantung pada ekosistem Rowo Jombor.
Produksi ikan di waduk tersebut diperkirakan mencapai 309,8 ton, atau setara kurang lebih Rp7,7 miliar pada 2024. Komoditas utama adalah ikan nila, tawes, dan ikan air tawar lainnya.
Di sekitar Rowo Jombor juga terdapat dua kelompok pembudidaya ikan, dengan kepemilikan karamba jaring apung (KJA) 5-10 petak per orang, dengan ukuran 6×12 meter.
Sementara untuk sektor pariwisata, Rowo Jombor sudah dikenal sebagai salah satu destinasi wisata alam, kuliner, dan pemancingan. Bahkan, pemerintah daerah telah menjadikan kawasan Rowo Jombor sebagai dari pengembangan Desa Wisata Krakitan.