Kamis, 20 November 2025

”Faktornya karena memang sudah memasuki musim kemarau, kemudian aktifnya monsun Australia yang membawa udara kering dan dingin ke wilayah kita, dan yang utama faktor cuaca yang cerah dan tutupan awan yang sedikit,” kata Feri, Kamis (10/7/2025).

Tutupan awan yang sedikit itu, kata dia, menyebabkan radiasi balik matahari bekerja secara optimal, sehingga menyebabkan penurunan suhu pada malam hingga dini hari.

”Suhu terendah yang tercatat saat embun upas mencapai minus 0,7 derajat Celsius itu pagi tadi. Sementara rata-rata suhu pagi hari di kawasan Dieng berkisar antara 3 sampai 5 derajat,” tambahnya.

FIa menjelaskan, fenomena bediding atau hawa dingin memang dirasakan hampir di seluruh wilayah Jateng saat musim kemarau. Namun, embun upas tidak terjadi di semua tempat.

”Kenapa cuma di Dieng yang terjadi embun upas, karena untuk Jateng hanya di Dieng yang ketinggiannya sekitar 2.000 MDPL (meter di atas permukaan laut), yang memungkinkan suhu mencapai 0 derajat. Semakin tinggi wilayah makin rendah suhunya," ungkapnya.

Ia mengatakan, fenomena ini masih akan terus terjadi hingga September. Pihaknya mengimbau warga, khususnya yang berada di wilayah dataran tinggi, untuk mengantisipasi penurunan suhu dengan memakai pakaian hangat dan menjaga daya tahan tubuh.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler