Kepala Sentra Terpadu Kartini Temanggung Dewi Suhartini menyampaikan, pihaknya tetap memberi ruang dialog kepada siswa dan orang tua sebelum mengambil keputusan akhir.
”Kami tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk kembali. Namun, jika pada akhirnya memilih mundur, kami akan membuka kesempatan bagi siswa lain yang selama ini menunggu untuk bisa bersekolah di Sekolah Rakyat,” katanya.
Murianews, Temanggung – Satu persoalan muncul pada tahun perdana beroperasinya Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 16 Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Di mana, ada lima siswa SRMA 16 Kabupaten Temanggung yang meninggalkan asrama tanpa pemberitahuan resmi kepada pihak sekolah. Total siswa SRMA 16 Kabupaten Temanggung ada 125 anak.
Kepala SRMA 16 Kabupaten Temanggung Agus Adibil Mohtar menyatakan, peristiwa ini terjadi karena beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan kehidupan berasrama, terutama karena rasa rindu terhadap keluarga.
”Rata-rata dari mereka masih merasa homesick. Salah satu siswa yang pulang bahkan menyampaikan alasan ingin menemani ibunya yang sedang hamil, sementara ayahnya bekerja di luar kota,” katanya.
Ia menyampaikan, pihak sekolah tetap menjalin komunikasi aktif dengan keluarga siswa untuk memberikan ruang pertimbangan dan memastikan masa depan pendidikan mereka tetap terjaga.
Dari lima siswa yang pulang, dua di antaranya telah menyatakan niat untuk segera kembali dalam waktu dekat.
Menurutnya, sebagian besar siswa masih bertahan dan menunjukkan antusiasme tinggi terhadap kehidupan di sekolah.
”Kami memahami bahwa transisi ke kehidupan asrama memang membutuhkan waktu. Karena itu, kami berupaya menciptakan suasana yang nyaman dan positif, baik dari sisi fasilitas maupun aktivitas,” jelasnya, dilansir dari Antara Jateng, Kamis (24/3/2025).
Memberi Ruang Dialog...
Oleh karena itu, SRMA 16 Temanggung telah menyediakan berbagai fasilitas pendukung untuk menunjang kenyamanan siswa, termasuk asrama yang layak, makanan bergizi, serta kegiatan ekstrakurikuler seperti kesenian, karawitan, bela diri, olahraga, dan musik.
Kepala Sentra Terpadu Kartini Temanggung Dewi Suhartini menyampaikan, pihaknya tetap memberi ruang dialog kepada siswa dan orang tua sebelum mengambil keputusan akhir.
”Kami tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk kembali. Namun, jika pada akhirnya memilih mundur, kami akan membuka kesempatan bagi siswa lain yang selama ini menunggu untuk bisa bersekolah di Sekolah Rakyat,” katanya.