Kamis, 20 November 2025

”Apoteker harus terhubung dengan dokter dan fasilitas kesehatan lainnya. Jangan sampai pasien dapat resep tapi obatnya kosong. Harus ada solusi cepat,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Taj Yasin ini menyampaikan, keinginannya untuk mewujudkan sistem layanan kesehatan yang efisien, bahkan setara dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Ia juga berharap, IAI ikut mendampingi koperasi desa dalam penyediaan apotek, termasuk menangani isu obat kadaluarsa yang masih menjadi tantangan di lapangan.

Sementara itu, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Noffendri menegaskan komitmen organisasinya untuk mendukung program pemerintah dalam memperluas akses layanan kesehatan, khususnya di tingkat desa.

Menurutnya, keberhasilan program seperti Speling perlu ditopang oleh kolaborasi lintas profesi, termasuk peran aktif apoteker.

”Dalam pelayanan kesehatan, tidak bisa berjalan sendiri. Harus ada kolaborasi antara guru, dokter, perawat, bidan, dan apoteker,” ujarnya.

Ia menyampaikan, IAI siap menjadi mitra strategis dalam pendampingan koperasi yang mengelola apotek desa, terutama melalui skema Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).

Menurutnya, tidak mudah bagi koperasi baru untuk langsung menjalankan berbagai unit usaha, termasuk apotek, tanpa bimbingan yang tepat.

“Bayangkan, koperasi yang baru berdiri harus langsung mengelola banyak kegiatan usaha. Itu tidak mudah. Karena itu, kami dari IAI punya tenaga-tenaga yang siap diajak bermitra untuk memberikan pendampingan, khususnya dalam pengelolaan apotek desa,” jelasnya.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler