Gus Yasin mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, Pemprov Jateng memang serius untuk menggarap sektor pariwisata ramah muslim. Berbagai upaya telah dilakukan di 35 kabupaten/ kota, mulai dari hulu hingga hilir, untuk mendukung ekosistem tersebut.
”Sehingga kita minta stakeholder yang ada di Jawa Tengah, untuk mengampanyekan ini semua, menyampaikan ini semua, sehingga (ekonomi) kita bersama-bersama tumbuh,” kata dia, saat konferensi pers, seusai membuka acara.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan, pihaknya siap mendukung visi Pemprov Jateng menciptakan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah melalui pengembangan nilai rantai halal, guna memperkuat stabilitas dan kemandirian ekonomi.
Murianews, Semarang – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menggelar agenda tahunan Festival Jateng Syariah (Fajar) 2025.
Pada 2025 ini mengangkat tema ”Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Melalui Pengembangan Halal Value Chain untuk Memperkuat Stabilitas dan Kemandirian Ekonomi Jawa Tengah”.
Berbagai produk feysen seperti batik dan wastra nusantara dengan motif-motif etnik dan warna-warna hangat, tergantung anggun pada puluhan stan yang berjajar di lobi Hotel Queen City Kota Semarang, Kamis (14/8/2025).
Pemandangan itu menjadi pembuka hangat bagi para tamu Festival Jateng Syariah (Fajar) 2025, termasuk Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, dan sang istri yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jateng, Nawal Arafah Yasin.
Pada kesempatan itu, Gus Yasin dan Ning Nawal juga berdialog hangat dengan pengrajin dan pelaku UMKM, mendengarkan cerita di balik tiap motif dan teknik pewarnaan alami yang digunakan.
Tidak hanya fesyen, kegiatan Fajar 2025 tersebut juga menampilkan berbagai produk kuliner dan UMKM, yang sudah tersertifikasi halal. Mulai dari beraneka makanan berat, hingga makanan ringan atau jajanan.
Pada kesempatan itu, Wagub Taj Yasin, mengajak seluruh stakeholder untuk mendukung terciptanya ekosistem ekonomi syariah, melalui penguatan regulasi dan pengembangan wisata ramah muslim. Ini menjadi salah satu program prioritas Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
Pengembangan ekonomi syariah di Jateng juga diintgerasikan dengan arah kebijakan pemprov yang dikonsep secara tematik. Di mana pada 2025, pembangunan berfokus pada bidang infrastruktur, 2026 swasembada pangan, dan 2027 sektor pariwisata.
Pariwisata Ramah Muslim...
Gus Yasin mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, Pemprov Jateng memang serius untuk menggarap sektor pariwisata ramah muslim. Berbagai upaya telah dilakukan di 35 kabupaten/ kota, mulai dari hulu hingga hilir, untuk mendukung ekosistem tersebut.
”Sehingga kita minta stakeholder yang ada di Jawa Tengah, untuk mengampanyekan ini semua, menyampaikan ini semua, sehingga (ekonomi) kita bersama-bersama tumbuh,” kata dia, saat konferensi pers, seusai membuka acara.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan, pihaknya siap mendukung visi Pemprov Jateng menciptakan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah melalui pengembangan nilai rantai halal, guna memperkuat stabilitas dan kemandirian ekonomi.
Dia mengatakan, sinergi bersama Pemprov Jateng sudah berjalan, terutama terkait produk kuliner tersertifikasi halal. Ke depan, pihaknya berencana agar sertifikasi halal tersebut juga berlaku untuk produk feysen dan wastra nusantara.
”Halal value chain itu meliputi berbagai sektor, ada makanan, minuman, fesyen, pembiayaan, keuangan, pariwisata ramah muslim. Ini semua kita wujudkan di Jawa Tengah,” ungkap Rahmat.