Dua rencana tersebut telah mendapatkan dukungan dari Pemprov Jateng dan Pemkab Batang. Realisasi pembangunan diharapkan dapat segera dilakukan, mengingat kebutuhan Jawa Tengah terkait dry port dan aglomerasi angkutan penumpang.
”Kami bersama Kabupaten Batang kemudian Provinsi Jawa Tengah akan mewujudkan dalam 2-3 tahun ke depan. Awal minggu lalu kami sudah survei, kita sedang pelajari, ada beberapa lokasi termasuk (stasiun) eksisting. Tentu kita lihat aspek teknis dan keselamatannya juga,” ungkapnya.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyambut baik rencana PT KAI untuk mengembangkan dry port dan aglomerasi angkutan penumpang.
Menurutnya, tantangan Jawa Tengah sejak dulu adalah terkait dengan angkutan logistik. Para pengusaha sudah sering menyampaikan pentingnya angkutan logistik untuk mendukung investasi.
Dia juga mendorong pengembangan pelabuhan terus dipercepat. Hal itu terus dikoordinasikan dengan Menteri Perhubungan.
Murianews, Semarang – Pemprov Jateng, Pemkab Batang, dan PT Kereta Api Indonesia (KAI), berencana membangun Stasiun Batang untuk mendukung angkutan logistik terpadu dan aglomerasi transportasi penumpang.
Rencana pembangunan Stasiun Batang tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin, saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Bupati Batang M Faiz Kurniawan di Kantor Gubernur, Selasa (21/10/2025).
”Tadi ada dua hal yang dibahas dengan Gubernur dan Bupati Batang. Pertama, bagaimana kita akan membuat dry port (tempat bongkar muat) untuk angkutan logistik terpadu di Jawa Tengah. Kedua, aglomerasi angkutan penumpang,” kata Bobby Rasyidin, seusai bertemu Gubernur Ahmad Luthfi.
Bobby menjelaskan, latar belakang rencana pembangunan dry port tersebut, karena kecenderungan cepatnya pertumbuhan kawasan industri di Jawa Tengah.
Mulai dari Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang, Kawasan Industri Kendal, Kawasan Industri Terpau Batang (KITB), dan kawasan industri lain, yang terus berkembang.
”Kita antisipasi yang di Batang itu nanti akan punya sekitar 300 tenant besar. Konsep KITB tidak hanya industrial park, tetapi juga kota mandiri,” jelas dia.
Karenanya, pihak PT KAI berencana membangun dry port berbasis rel, karena dinilai lebih murah dan efisien.
Terkait aglomerasi angkutan penumpang, rencananya akan dibuat konsep commuter line, sebagaimana di wilayah Jabodetabek. Latar belakangnya adalah kawasan industri di Jawa Tengah, yang tersebar di beberapa daerah. Hal itu menuntut mobilitas pekerja yang masif dan cepat.
Sudah Lakukan Survei...
”Ke depannya memang diperlukan konsep commuter line, misalnya Semarang-Batang, kemudian ke Pekalongan, dan arah timur ke Demak,” katanya.
Dua rencana tersebut telah mendapatkan dukungan dari Pemprov Jateng dan Pemkab Batang. Realisasi pembangunan diharapkan dapat segera dilakukan, mengingat kebutuhan Jawa Tengah terkait dry port dan aglomerasi angkutan penumpang.
”Kami bersama Kabupaten Batang kemudian Provinsi Jawa Tengah akan mewujudkan dalam 2-3 tahun ke depan. Awal minggu lalu kami sudah survei, kita sedang pelajari, ada beberapa lokasi termasuk (stasiun) eksisting. Tentu kita lihat aspek teknis dan keselamatannya juga,” ungkapnya.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyambut baik rencana PT KAI untuk mengembangkan dry port dan aglomerasi angkutan penumpang.
Menurutnya, tantangan Jawa Tengah sejak dulu adalah terkait dengan angkutan logistik. Para pengusaha sudah sering menyampaikan pentingnya angkutan logistik untuk mendukung investasi.
Dia juga mendorong pengembangan pelabuhan terus dipercepat. Hal itu terus dikoordinasikan dengan Menteri Perhubungan.
“Saya sangat tertarik kalau KAI mau bangun dry port. Kapan mau dibangun, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten pasti akan mendukung penuh, karena memang ini yang diinginkan para pengusaha,” kata Ahmad Luthfi.