Rabu, 19 November 2025

Selain itu, penulis perlu menemukan ”gap” dan ”novelty” sebagai kunci agar artikel layak diterbitkan di jurnal terakreditasi dan jurnal internasional bereputasi.

”Banyak artikel ilmiah Indonesia gagal masuk jurnal terakreditasi karena perumusan masalah dan penelaahan yang tidak memenuhi standar minimum, sehingga simpulan penelitian tidak memberikan makna bagi kemajuan ilmu dan teknologi,” tegas dosen yang juga rutin menjadi reviewer di sejumlah jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional itu.

Ia menekankan, riset yang kokoh dimulai dari kemampuan merumuskan masalah secara tepat, didukung oleh kajian teori yang komprehensif, serta metode penelitian yang relevan dengan tujuan studi.

Penelitian yang dilakukan dengan ketelitian dan integritas tinggi akan mampu menghasilkan kesimpulan yang bermakna sekaligus rekomendasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, masyarakat, dan kemajuan bangsa.

Di akhir acara, Puji meninjau tiga artikel yang disiapkan panitia. Sesi diskusi berlangsung sangat interaktif, di mana peserta antusias mengajukan pertanyaan dan mengeksplorasi berbagai alternatif tema riset untuk penelitian yang akan mereka lakukan.

Dosen Ilmu Komunikasi USM Dr Sri Syamsiyah Lestari Syafiie juga tampil sebagai narasumber dengan materi ”Dasar-Dasar Penulisan Artikel Ilmiah”. Dalam kesempatan itu, ia mendorong peserta berani menulis topik baru dan memanfaatkan jurnal Sinta maupun Scopus yang terbuka dan gratis untuk publikasi.

Sementara itu, Ketua Panitia workshop Hilda Rahmah menyampaikan, kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam menumbuhkan budaya publikasi ilmiah di lingkungan akademik Ilmu Komunikasi USM.

”Kami ingin dosen dan mahasiswa memiliki semangat menulis serta kemampuan mengubah hasil penelitian menjadi artikel yang layak diterbitkan di jurnal terakreditasi,” ujarnya.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler