’’Terima kasih kepada Pak Jokowi dan Pak Prabowo atas kepercayaan, dukungan, dan diskusinya selama ini. Sebagai orang Jawa kita harus mikul dhuwur mendem jero,’’ ujarnya.
Ia kemudian menceritakan tentang sosok Jenderal Hoegeng yang merupakan polisi dari Jawa Tengah. Luthfi menyebut, Jenderal Hoegeng merupakan sosok yang sederhana, jujur, dan dekat dengan masyarakat.
Luthfi mengaku sangat kagum kepada Jenderal Hoegeng yang bisa memberikan teladan baik. Pada saat inilah, nama Sambo muncul sebagai sebuah pembanging.
’’Saya ingin menjadi seperti Jenderal Hoegeng, bukan Sambo,’’ ungkapnya.
Tak lupa ia berterima kasih kepada masyarakat Jateng dan seluruh elemen yang terlibat dalam Pilgub tahun ini. Ia juga berpesan agar menghentikan ungkapan kebencian yang bisa membuat kesengasaraan.
Menurutnya, hidup di Jateng bukan hanya untuk menjalani Pilgub. Akan tetapi, semua pihak merupakan saudara yang seharusnya tetap berdampingan.
’’Pilgub hanyalah kontestasi, hentikan ujaran kebencian. Sebab, kebencian hanya akan membuat masyarakat sengsara dan Jateng tidak kondusif,’’ terangnya.
Murianews, Semarang – Calon Gubernur-Wakil Gubernur Jateng nomor urut dua, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen mendapat kesempatan pertama menyampaikan peryataan penutup Debat Pilgub Jateng 2024.
Cagub nomor urut satu, Ahmad Luthfi sempat menyebut nama Jokowi dan Sambo dalam pernyataan penutupnya. Ia mencatut nama Jokowi saat mengungkapkan rasa terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
’’Terima kasih kepada Pak Jokowi dan Pak Prabowo atas kepercayaan, dukungan, dan diskusinya selama ini. Sebagai orang Jawa kita harus mikul dhuwur mendem jero,’’ ujarnya.
Ia kemudian menceritakan tentang sosok Jenderal Hoegeng yang merupakan polisi dari Jawa Tengah. Luthfi menyebut, Jenderal Hoegeng merupakan sosok yang sederhana, jujur, dan dekat dengan masyarakat.
Luthfi mengaku sangat kagum kepada Jenderal Hoegeng yang bisa memberikan teladan baik. Pada saat inilah, nama Sambo muncul sebagai sebuah pembanging.
’’Saya ingin menjadi seperti Jenderal Hoegeng, bukan Sambo,’’ ungkapnya.
Tak lupa ia berterima kasih kepada masyarakat Jateng dan seluruh elemen yang terlibat dalam Pilgub tahun ini. Ia juga berpesan agar menghentikan ungkapan kebencian yang bisa membuat kesengasaraan.
Menurutnya, hidup di Jateng bukan hanya untuk menjalani Pilgub. Akan tetapi, semua pihak merupakan saudara yang seharusnya tetap berdampingan.
’’Pilgub hanyalah kontestasi, hentikan ujaran kebencian. Sebab, kebencian hanya akan membuat masyarakat sengsara dan Jateng tidak kondusif,’’ terangnya.
Taj Yasin
Setelah selesai, giliran wakilnya, Taj Yasin Maimoen menyampaikan pernyataan penutup debat. Taj Yasin mengutarakan, situasi yang sedang dijalani merupakan sebuah jalan perjuangan.
Ia mengingat pembelajaran dari KH Maimoen Zubair terkait perjuangan yang seharusnya dijalani dengan ikhlas. Oleh karena itu, ia bertekad akan mengayomi masyarakat Jateng dengan sepenuh hati dan sabar.
’’Kami berangkat dari ngopeni dan nglakoni akan mengayomi masyarakat dengan hati. Kami akan memegangi falsafah, suro diro joyo ningrat lebur dening pangestusi. Segala kebencian akan lebur dengan kasih sayang,’’ sebutnya.
Taj Yasin kemudian melanjutkan dengan mengaturkan rasa terima kasih kepada seluruh masyarakat Jateng tanpa terkecuali.
Setelah itu, ia menutup pernyataannya dengan mengajak doa bersama untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Jateng.
Editor: Zulkifli Fahmi