Rabu, 19 November 2025


Gereja yang terletak di Jalan Arifin, Kepatihan Wetan, Jebres, Kota Solo itu berada di pusat Kota Solo dan dekat dengan Balai Kota Solo, Pasar Gede, dan beberapa fasilitas umum lainnya di Kota Solo. Sehingga membuat siapa saja yang melewatinya terkagum-kagum dengan gaya arsitekturnya.

Berdasarkan catatan situs resmi Cagarbudaya.kemdikbud.go.id, Gereja St. Antonius Purbayan ini juga merupakan gereja Katolik pertama di Solo.

Menurut informasi yang diperoleh dari unggahan pengelola akun Instagram @solozamandulu, sebelum didirikan pada 1905, sudah ada aktivitas gereja yang dilayani langsung dari Semarang.

”Sebelum tahun 1859, Gereja Katolik Surakarta dilayani langsung dari Semarang. Orang Surakarta pertama yang dibaptis adalah Anna Catharina Weynschenk (14 November 1812) dan Georgius Weynschenk (24 November 1813). Pada hari itu ada 59 orang dibaptis,” ujar dia seperti dikutip Solopos.com.

Kemudian, pada 1859, stasi atau wilayah keuskupan Ambarawa didirikan, yang meliputi Ambarawa, Solo, dan Madiun.

”Pada waktu itu stasi Ambarawa berada di bawah pimpinan Pastor Yohanes F.V.D. Haegen, dengan jumlah umat 1787 orang (1206 di antaranya adalah tentara). Tanggal 29 Oktober 1905 Pastor Cornelis Stiphout SJ dari Pastoran Ambarawa, mendapat izin mengadakan undian untuk mendirikan Gereja di Kota Solo. Usaha ini berhasil. Dalam kondisi darurat, karena gereja belum selesai dibangun, Misa yang pertama kali diadakan di Pastoran pada tanggal 22 Desember 1907,” terang dia.

Karena berusia tua, pada 1986-1988, gereja tertua di Kota Solo ini pernah mengalami pemugaran dan pelebaran pada sisi dalam, namun tidak mengurangi nilai sejarah dan fungsi bangunannya.Berdasarkan informasi di Jurnal Lektur Keagamaan berjudul Gereja Santo Antonius Purbayan: Sejarah Awal Gereja Katolik Belanda di Solo, ditemukan informasi bahwa keberadaan gereja ini menjadi saksi sejarah hadirnya agama Katolik di Solo dan beberapa daerah lainnya di Pulau Jawa.Penyebarannya dimulai dari Kota Semarang oleh seorang Imam Katolik, yakni Romo Van Lith, SJ. Gereja dibangun oleh Belanda dengan bentuk Neo Gothik, dengan mengikuti dan menyesuaikan dengan kondisi budaya yang berkembang saat itu.Dalam perkembangannya, untuk mendukung keberadaannya, pihak gereja membentuk lembaga pendidikan yang diperuntukkan bagi para Katekis yang dididik menjadi Imam dan Pelayan Iman Katolik di Solo dan sekitarnya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler