Rabu, 19 November 2025


Kasi Kesra Desa Klakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Sutar, mengatakan, sebagian besar warganya mengeluhkan sesak nafas hingga batuk. Berdasarkan pemeriksaan, hampir keseluruhan keluhannya sama.

”Dari Polres mengadakan pengobatan gratis di desa kami, warga berbondong-bondong datang, keluhan penyakitnya batuk dan pilek, ISPA,” katanya seperti dikutip Solopos.com.

Sutar menyatakan rata-rata usia warga yang mengalami sakit batuk dan pilek akibat hujan abu erupsi Merapi di wilayah Klakah, Boyolali, lebih dari 40 tahun. Sementara untuk anak-anak masih aman.

Baca: Abu Merapi Ganggu Pertanian, 3 Desa di Boyolali Minta Hujan Buatan

”Ada juga warga yang masih di rumah, diberi jamu atau berobat sendiri ke dokter. Untuk anak-anak masih aman karena mereka tidak beraktivitas di luar sebanyak orang tua,” terangnya.

Selain dampak abu di bidang kesehatan, dampak abu vulkanik di desanya juga membuat panen gagal total. Ia mengungkapkan tanaman tomat yang telah matang merah menjadi kisut dan layu, membuat petani terancam rugi.Selain itu, ia juga menceritakan para peternak kesulitan mencari pakan ternak yang layak. Akan tetapi, Sutar mengungkapkan bantuan pakan ternak telah berdatangan dari berbagai pihak termasuk Polres Boyolali.”Dari Polres sendiri sudah membantu pakan ternak baik rumput dan konsentrat, bahan-bahan makanan, pengobatan gratis, terapi healing, dan lain-lain. Terima kasih karena semua telah diberikan ke warga kami,” kata dia.Baca: Pemprov Jateng Data Lahan Pertanian Terdampak Erupsi Merapi, Ini TujuannyaTerpisah, Kades Tlogolele Sungadi, mengatakan laporan terkait gangguan kesehatan warga belum ada. Akan tetapi, di lapangan ia menemukan banyak warga yang mengeluhkan batuk-batuk. Sungadi tak menyebut jumlah pastinya karena ia tak memegang data.“Termasuk saya sendiri juga batuk-batuk setelah erupsi ini, sama tenggorokan kering. Mudah-mudahan bukan gejala ISPA, dan bukan dari abu, semoga batuk biasa,” tambahnya

Baca Juga

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler