Camat Tawangmangu Eko Joko Widodo membenarkan kejadian tersebut. Ia pun memastikan taka da korban jiwa dalam kejadian tersebut. Akibatnya, mobil tidak bisa melalui jembatan tersebut.
”Ambrolnya sebagian. Untuk kendaraan roda empat tidak bisa [lewat]. Cuma roda dua yang bisa,” katanya seperti dikutip Solopos.com, Sabtu (26/3/2023).
Eko menjelaskan ambrolnya jembatan darurat itu terjadi pada Jumat sore, tepatnya saat wilayah Tawangmangu dan sekitarnya diguyur hujan cukup lebat. Jembatan darurat itu menghubungkan Kelurahan Tawangmangu dengan lingkungan atau Dusun Nglurah.
Sebelumnya, jembatan Nglurah ambrol sudah pernah ambrol pada akhir Oktober 2022 lalu. Kondisi jembatan yang sudah tua menjadi salah satu faktor pemicu ambrolnya salah satu infrastruktur penyeberangan jalan di desa itu.Setelah jembatan ambrol, warga harus melewati jalan memutar, menggunakan jalan alternatif lainnya melewati Ledoksari dengan jarak sekira 3 kilometer. Warga kemudian berswadaya membangun jembatan sesek untuk menggantikan jembatan yang ambrol.Pada awal November 2022, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar mulai membangun jembatan darurat Kali Gembong di Desa Nglurah, Kecamatan Tawangmangu. Proyek pembangunan jembatan itu nilainya Rp 150 juta. Anggaran tersebut diambilkan dari pos dana tak terduga.Jembatan darurat yang dibangun menggunakan struktur besi dan baja. Jembatan ini dibangun dengan lebar dua meter atau lebih lebar dari jembatan lama yang berukuran 1,5 meter.Bagian dasar jembatan ditopang dengan bronjong agar tidak longsor. Jembatan ini diperkirakan mampu bertahan hingga dua tahun. Namun, faktanya, jembatan darurat itu sudah ambrol lagi hanya dalam waktu empat bulan.
Murianews, Karanganyar – Hujan deras yang melanda kawasan Karanganyar Jumat (25/3/2023) membuat jembatan darurat Nglurah di Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar ambrol. Padahal, jembatan tersebut baru dibangun November 2022 lalu.
Camat Tawangmangu Eko Joko Widodo membenarkan kejadian tersebut. Ia pun memastikan taka da korban jiwa dalam kejadian tersebut. Akibatnya, mobil tidak bisa melalui jembatan tersebut.
”Ambrolnya sebagian. Untuk kendaraan roda empat tidak bisa [lewat]. Cuma roda dua yang bisa,” katanya seperti dikutip Solopos.com, Sabtu (26/3/2023).
Eko menjelaskan ambrolnya jembatan darurat itu terjadi pada Jumat sore, tepatnya saat wilayah Tawangmangu dan sekitarnya diguyur hujan cukup lebat. Jembatan darurat itu menghubungkan Kelurahan Tawangmangu dengan lingkungan atau Dusun Nglurah.
Baca:
Sidak Malam-Malam, Ganjar Minta Renovasi Jembatan Juwana Pati Selesai Bulan Ini
Sebelumnya, jembatan Nglurah ambrol sudah pernah ambrol pada akhir Oktober 2022 lalu. Kondisi jembatan yang sudah tua menjadi salah satu faktor pemicu ambrolnya salah satu infrastruktur penyeberangan jalan di desa itu.
Setelah jembatan ambrol, warga harus melewati jalan memutar, menggunakan jalan alternatif lainnya melewati Ledoksari dengan jarak sekira 3 kilometer. Warga kemudian berswadaya membangun jembatan sesek untuk menggantikan jembatan yang ambrol.
Pada awal November 2022, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar mulai membangun jembatan darurat Kali Gembong di Desa Nglurah, Kecamatan Tawangmangu. Proyek pembangunan jembatan itu nilainya Rp 150 juta. Anggaran tersebut diambilkan dari pos dana tak terduga.
Jembatan darurat yang dibangun menggunakan struktur besi dan baja. Jembatan ini dibangun dengan lebar dua meter atau lebih lebar dari jembatan lama yang berukuran 1,5 meter.
Bagian dasar jembatan ditopang dengan bronjong agar tidak longsor. Jembatan ini diperkirakan mampu bertahan hingga dua tahun. Namun, faktanya, jembatan darurat itu sudah ambrol lagi hanya dalam waktu empat bulan.