Senin, 21 April 2025

Murianews, Semarang – Ketua Bawaslu Kota Semarang Arief Rahman mengaku menemukan 5.448 pemilih di wilayahnya yang beralamat RT/RW kosong, yakni tertulis RT 0/RW 0.

Temuan tersebut dari hasil pencocokan dan penelitian (coklit) yang dilakukan panitia pengawas pemutakhiran data pemilih (pantarlih).

”Jumlah 5.448 pemilih ini tersebar di beberapa kecamatan, seperti di Kecamatan Pedurungan misalnya, ada sejumlah 1.718 pemilih dengan RT.0/RW.0, Kecamatan Tembalang sejumlah 1.492 pemilih, dan masih ada di kecamatan lainnya,” katanya seperti dilansir Antara.

Ia pun menjelaskan, tahapan coklit telah dilaksanakan mulai 24 Juni hingga 24 Juli 2024 untuk memastikan hak pilih setiap warga negara yang memenuhi syarat menjadi pemilih.

Seiring dengan pelaksanaan coklit di 16 kecamatan di Kota Semarang, kata dia, Bawaslu telah melakukan pengawasan dan kembali menemukan ribuan pemilih dengan alamat RT.0/RW.0, sebagaimana juga temuan serupa saat Pemilihan Umum 2024.

”Ini perlu perhatian khusus dan serius. Prinsip data pemilih ini harus valid. Jadi, temuan seperti ini harus benar-benar divalidasi,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa dua metode dilakukan dalam pengawasan coklit, yaitu pengawasan melekat dan uji petik untuk memaksimalkan kerja pengawasan.

”Dua metode ini dilakukan dengan cara yang berbeda. Pengawasan melekat dilakukan dengan melakukan pengawasan secara langsung melekat pada saat pantarlih melakukan pencocokan dan penelitian,” ungkapnya.

Berbeda dengan uji petik, Panwaslu kelurahan mendatangi langsung kepada masyarakat untuk mengetahui apakah pantarlih telah melakukan coklit di wilayah yang di uji petik serta menanyakan kesesuaian prosedur dan tata cara yang berlaku.

”Selama masa coklit, jajaran pengawas telah melaksanakan pengawasan melekat terhadap 10.603 kepala keluarga (KK) dan 36.085 KK melalui uji petik,” terangnya.

Dari hasil pengawasan yang telah dilakukan, ia juga mencatat masih ditemukannya pantarlih yang tidak melakukan coklit secara langsung kepada pemilih.

Ia menyebutkan temuan itu di Kecamatan Gajahmungkur dengan sebanyak tiga pemilih dalam dua KK tidak dilakukan coklit secara langsung. Terkait dengan stiker coklit, ia mengatakan masih ditemukan juga dua pantarlih yang tidak menuliskan nama pemilih pada stiker coklit.

Arief juga menyoroti terkait pemilih yang lokasi tempat pemungutan suara (TPS)-nya masih relatif jauh dengan tempat tinggal pemilih.

”Kami juga masih menemukan sebanyak 100 pemilih di Kecamatan Mijen yang jarak TPS dengan tempat tinggal pemilih masih relatif jauh, yaitu kurang lebih sejauh 2 kilometer (km),” tandasnya.

 

Komentar

Jateng Terkini