”Hampir merata, usia sekolah kebanyakan, usia antara 5 tahun hingga 14 tahun," tambahnya.
Ali mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penularan DBD.
”Masyarakat harus bersama-sama membersihkan lingkungan, terutama adalah sarang-sarang nyamuk secara rutin, seminggu satu kali,” tandasnya.
Murianews, Demak – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Demak mencatat tiga orang meninggal dunia akibat Demam Berdarah Degue (DBD). Ketiganya meninggal dalam kurun waktu Januari hingga November ini.
Kepala Dinkes Demak Ali Maimun menyebutkan, ketiganya meninggal usai menjalani perawatan di rumah sakit. Hanya saja, nyawa ketiganya tidak tertolong.
”Total ada tiga orang yang meninggal. Itu jumlah hingga awal November 2024,” katanya seperti dilansir Kompas.com, Senin (25/11/2024).
Ia menyebutkan, dari jumlah kasus yang ada, selama kurun waktu hampir 11 bulan ini, jumlah kasus DBD mencapai 293 kasus DBD.
Dari hasil observasi yang dilakukan, Ali mengakui faktor lingkungan juga berkontribusi terhadap penyebaran penyakit ini. Termasuk musim hujan yang sudah datang
”DBD memang kasus yang ada hubungannya dengan musim, karena ini berhubungan dengan perkembangan nyamuk,” terangnya.
Ia juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap nyamuk Aedes Aegypti, yang merupakan vektor penyebaran penyakit DBD.
Mayoritas anak-anak...
Distribusi kasus DBD di Demak terpantau merata di 14 kecamatan, dengan mayoritas korban berasal dari anak-anak usia sekolah.
”Hampir merata, usia sekolah kebanyakan, usia antara 5 tahun hingga 14 tahun," tambahnya.
Ali mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penularan DBD.
”Masyarakat harus bersama-sama membersihkan lingkungan, terutama adalah sarang-sarang nyamuk secara rutin, seminggu satu kali,” tandasnya.