Tak hanya itu, banjir kali ini juga berdampak pada 943 hektare lahan pertanian yang terendam. Akibatnya banyak warga yang bergantung pada pertanian berpotensi merugi dalam masa tanam kali ini.
”Banjir ini juga berdampak besar pada sektor ekonomi warga. Saat ini masih kita data, siapa tahu ada yang belum masuk,” tegasnya.
Haris menegaskan, saat ini penanganan di lokasi banjir terus dilakukan, termasuk penutupan tanggul yang jebol menggunakan alat berat dan penyemprotan lumpur di jalan raya Semarang-Grobogan yang terdampak.
”Tanggul jebol di dua lokasi, yakni Sungai Tuntang dan Sungai Cabean, menjadi prioritas utama penanganan. Tim gabungan dari BPBD Demak, perangkat desa, PMI, TNI, Polri, dan berbagai pihak lainnya terus bekerja sama untuk mempercepat penanganan,” tegasnya.
Murianews, Demak – Perbaikan tanggul Sungai Tuntang yang menjadi salah satu penyebab banjir Demak ditargetkan rampung hari ini, Kamis (23/1/2025).
Tanggul yang diperbaiki tersebut diketahui berada di Kebonagung, Kabupaten Demak. Saat ini petugas masih melakukan penambalan dengan menggunakan alat berat.
Plt Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinputaru) Demak, Naning Prih Hatiningrum mengatakan, setidaknya ada empat alat berat yang dikerahkan sejak Rabu (22/1/2025) kemarin.
”Penataannya menggunakan empat alat berat. Insyaallah dua hari (hari ini, (23/1/2025)) selesai. Ini baru penataan. Setelah ini ada droping tanah urug, kemudian pemasangan sesek,” ujar Naning, Rabu (22/1/2025) seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (23/1/2025).
Seperti diketahui, banjir Demak kali ini disebabkan jebolnya tanggul Sungai Tuntang di Kecamatan Kebonagung dan tanggul Sungai Cabean di Kecamatan Guntur.
Akibatnya, 9.177 orang terdampak banjir. Selain itu, banjir melumpuhkan Jalan Raya Purwodadi-Semarang.
Plt Kepala BPBD Demak Haris Wahyudi Ridwan dalam siaran persnya di laman Pemkab Demak mengatakan, selain membuat warga terdampak, banjir kali ini juga menggenangi enam perkantoran, lima sekolah, dan 16 tempat ibadah.
”Selain itu, banjir juga menggenang di 79 pelaku usaha peternakan, tujuh posko kesehatan, dan 1 pasar tradisional,” katanya.
Banjir Demak...
Tak hanya itu, banjir kali ini juga berdampak pada 943 hektare lahan pertanian yang terendam. Akibatnya banyak warga yang bergantung pada pertanian berpotensi merugi dalam masa tanam kali ini.
”Banjir ini juga berdampak besar pada sektor ekonomi warga. Saat ini masih kita data, siapa tahu ada yang belum masuk,” tegasnya.
Haris menegaskan, saat ini penanganan di lokasi banjir terus dilakukan, termasuk penutupan tanggul yang jebol menggunakan alat berat dan penyemprotan lumpur di jalan raya Semarang-Grobogan yang terdampak.
”Tanggul jebol di dua lokasi, yakni Sungai Tuntang dan Sungai Cabean, menjadi prioritas utama penanganan. Tim gabungan dari BPBD Demak, perangkat desa, PMI, TNI, Polri, dan berbagai pihak lainnya terus bekerja sama untuk mempercepat penanganan,” tegasnya.