Hingga saat ini, lanjutnya, jumlah hewan ternak yang divaksin jumlahnya terbatas. Untuk vaksinasi sapi perah di Rowoseneng ada 99 ekor, sapi perah di Gondangwayang 27 ekor, kemudian peternak sapi di Kemiri 19 ekor, dan yang di Kalimanggis 6 ekor.
”Kebetulan juga atas permintaan sendiri dari peternak masing-masing,” katanya.
Ia mengampaikan PMK sebenarnya tidak berbahaya untuk manusia, artinya tidak menular, berarti ini bukan penyakit yang zoonosis, menularnya hanya antar-sapi saja.
”Makan daging sapi tetap aman, selagi tetap dimasak dengan matang,” tandasnya.
Murianews, Temanggung – Upaya vaksinasi untuk menangkal penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pemprov Jateng. Salah satunya dengan menggelontor ratusan dosis vaksin PMK.
Kepala UPT Puskeswan dan Balai Insiminasi Buatan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung Nurul Hazanah menjelaskan, vaksin yang diterima Pemkab Temanggung mencapai 500 dosis selama bulan Januari ini.
”Sampai saat ini kami baru bisa memberikan 176 dosis vaksin dari tanggal 16 Januari 2025. Tambahan ini sangat kami butuhkan untuk menangkal penyebaran PMK,” katanya seperti dilansir Antara, Sabtu (25/1/2025).
Langkah selanjutnya, pihaknya akan mendata hewan ternak yang akan divaksin. Hanya saja, ada syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan vaksin PMK ini.
”Karena keterbatasan vaksin, yang mendaftar kami beri dengan syarat kondisi ternak sehat, kemudian umur di atas tiga bulan, tidak sedang bunting dan menyusui, bisa dilakukan vaksin,” terangnya.
Hazanah mengakui, jumlah vaksin yang diterima memang jauh lebih sedikit dari populasi sapi yang ada di Temanggung. Hingga saat ini populasi sapi ada 14.000 sapi.
”Maka yang bisa kami lakukan pencegahan selain dengan vaksinasi, yaitu kami membatasi untuk membeli ternak dari luar. Kemudian juga menjaga kebersihan kandang secara rutin dengan menyemprotkan disinfektan,” ungkapnya.
Masih terbatas...
Hingga saat ini, lanjutnya, jumlah hewan ternak yang divaksin jumlahnya terbatas. Untuk vaksinasi sapi perah di Rowoseneng ada 99 ekor, sapi perah di Gondangwayang 27 ekor, kemudian peternak sapi di Kemiri 19 ekor, dan yang di Kalimanggis 6 ekor.
”Kebetulan juga atas permintaan sendiri dari peternak masing-masing,” katanya.
Ia mengampaikan PMK sebenarnya tidak berbahaya untuk manusia, artinya tidak menular, berarti ini bukan penyakit yang zoonosis, menularnya hanya antar-sapi saja.
”Makan daging sapi tetap aman, selagi tetap dimasak dengan matang,” tandasnya.
