Akhir-akhir ini, genangan air bahkan sudah menguasai jalan-jalan utama, mengganggu lalu lintas, perekonomian, perdagangan, bahkan kini beberapa desa jadi langganan banjir.
”Jika tanggul laut ini dibuat, maka bisa menyelamatkan 4 kecamatan yang terdampak,” tegasnya.
Mustain juga mengapresiasi upaya Pemprov dan Pemkab Jateng, namun ia merasa bahwa intervensi tersebut belum maksimal dan bersifat sementara.
”Sebab di pemukiman masih terdampak rob, jika kampung surut maka otomatis jalan pun surut,” imbuhnya.
Abdullah Zaini, Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Demak, menegaskan bahwa istigasah ini bukanlah demonstrasi biasa, melainkan ikhtiar spiritual dan doa bersama untuk "mengetuk pintu langit dan hati para pemangku kebijakan."
”Banyak warga kehilangan musala, jalan, pekerjaan, bahkan sekolah. Maka, kami memilih istigasah sebagai bentuk keprihatinan kami. Yang kami mohon dalam doa ini adalah agar pemerintah pusat turun tangan langsung menyelesaikan persoalan ini,” terang Abdullah Zaini.
Ia memahami pemerintah daerah telah berjuang maksimal, namun masalah rob ini, menurutnya, butuh campur tangan langsung dari pemerintah pusat.
Murianews, Demak – Ratusan ribu warga warga NU (Nahdliyin) dari berbagai penjuru Kabupaten Demak akan menggelar aksi istigasah kemanusiaan banjir rob, Minggu (15/6/2025) besok mulai pukul 13.00 WIB.
Aksi akbar yang diprakarsai PCNU Demak ini merupakan bentuk keprihatinan mendalam terhadap bencana rob dan banjir yang tak kunjung teratasi di wilayah pesisir Demak.
Aksi yang diperkirakan akan diikuti oleh 100.000 warga Nahdliyyin ini telah melalui serangkaian persiapan matang. PCNU Demak bahkan telah merapatkannya pada 31 Mei lalu.
Surat Edaran (SE) bernomor 03/Tim PC/A.II/H.03/V1/2025 bahkan telah diedarkan, menginstruksikan seluruh warga Nahdliyyin, baik yang terdampak maupun tidak, untuk terlibat.
Dalam SE tersebut, pusat aksi istigasah ini akan berada di depan kawasan PT Polytron Sayung Demak. Lokasi tersebut diketahui menjadi daerah langgangan tergenang rob dan menjadi simbol penderitaan warga.
Mustain, Koordinator Aksi Bencana Alam (Rob) PCNU Demak, menjelaskan istigasah ini diikuti oleh 100 ribu warga Nahdliyyin dari 14 MWCNU yang ada di Kabupaten Demak.
”Ini adalah respons atas bencana yang telah menimpa lima kecamatan di Demak: Sayung, Karangtengah, Bonang, Kedung, dan Guntur,” katanya seperti dilansir dari laman NU Online, Sabtu (14/6/2025).
Ia menjelaskan, banjir rob ini sudah terjadi sejak tahun 2001 hingga sekarang dan belum teratasi dengan baik.
Tanggul Laut...
Akhir-akhir ini, genangan air bahkan sudah menguasai jalan-jalan utama, mengganggu lalu lintas, perekonomian, perdagangan, bahkan kini beberapa desa jadi langganan banjir.
Ia menambahkan, meski pembangunan Jalan Tol Kaligawe-Demak menjadi solusi prioritas nasional dan diperkirakan rampung 2027, pembangunan ini juga harus dibarengi dengan pembangunan tanggul laut yang komprehensif.
”Jika tanggul laut ini dibuat, maka bisa menyelamatkan 4 kecamatan yang terdampak,” tegasnya.
Mustain juga mengapresiasi upaya Pemprov dan Pemkab Jateng, namun ia merasa bahwa intervensi tersebut belum maksimal dan bersifat sementara.
”Sebab di pemukiman masih terdampak rob, jika kampung surut maka otomatis jalan pun surut,” imbuhnya.
Abdullah Zaini, Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Demak, menegaskan bahwa istigasah ini bukanlah demonstrasi biasa, melainkan ikhtiar spiritual dan doa bersama untuk "mengetuk pintu langit dan hati para pemangku kebijakan."
”Banyak warga kehilangan musala, jalan, pekerjaan, bahkan sekolah. Maka, kami memilih istigasah sebagai bentuk keprihatinan kami. Yang kami mohon dalam doa ini adalah agar pemerintah pusat turun tangan langsung menyelesaikan persoalan ini,” terang Abdullah Zaini.
Ia memahami pemerintah daerah telah berjuang maksimal, namun masalah rob ini, menurutnya, butuh campur tangan langsung dari pemerintah pusat.