Langkah ini sejalan dengan program pemerintah pusat untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari rata-rata dua kali tanam setahun menjadi tiga kali. Saat ini, IP di Cilacap berada di angka 1,8 dan berpotensi naik menjadi 2.
”Kalau saluran air lancar, Cilacap sebenarnya berpeluang mengimbangi Boyolali,” katanya.
Selain padi, Dispertan Cilacap juga fokus pada komoditas jagung. Pada Juli 2025, produksi jagung mencapai 56.000 ton.
Capaian surplus yang besar pada beras, ditambah dukungan dari produksi jagung, memperkuat optimisme bahwa sektor pertanian Cilacap akan terus menjadi penopang ketahanan pangan daerah dan nasional.
Murianews, Cilacap – Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menyatakan optimismenya akan tetap surplus beras hingga akhir tahun 2025.
Hal ini setelah Dispertan Cilacap mencatatkan surplus beras sebesar 184.298 ton, menjadikannya daerah penyumbang beras terbesar kedua di Jawa Tengah pada Juni 2025 lalu.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dispertan Cilacap Budi Kuspriyatno menjelaskan, keyakinan ini didasari oleh masa panen gadu (kemarau) yang sedang berlangsung.
Diprediksi, luas panen padi pada Agustus mencapai 23.000 hektare dan September seluas 19.000 hektare.
”Dengan kondisi cuaca kemarau basah, produksi beras tahun ini diprediksi akan meningkat,” ujar Budi seperti dilansir Antara, Kamis (28/8/2025).
Panen gadu ini terkonsentrasi di wilayah timur Cilacap, seperti Kecamatan Nusawungu, Sampang, dan Maos, yang memiliki irigasi lancar dari Sungai Serayu.
Meskipun cuaca tidak menentu, adanya fasilitas pascapanen seperti mesin pengering (vertical dryer) dan kemitraan dengan Bulog memastikan hasil panen petani tetap terserap, bahkan saat hujan turun.
Setelah panen gadu, petani Cilacap akan memasuki musim tanam pertama (MT I) pada akhir September hingga Oktober.
Program Pemerintah...
Langkah ini sejalan dengan program pemerintah pusat untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari rata-rata dua kali tanam setahun menjadi tiga kali. Saat ini, IP di Cilacap berada di angka 1,8 dan berpotensi naik menjadi 2.
Namun, Budi mengakui masih ada tantangan, khususnya masalah irigasi dari Sungai Citanduy di perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat. Aliran air yang kerap terhambat di wilayah barat Cilacap menjadi kendala bagi petani.
”Kalau saluran air lancar, Cilacap sebenarnya berpeluang mengimbangi Boyolali,” katanya.
Selain padi, Dispertan Cilacap juga fokus pada komoditas jagung. Pada Juli 2025, produksi jagung mencapai 56.000 ton.
Capaian surplus yang besar pada beras, ditambah dukungan dari produksi jagung, memperkuat optimisme bahwa sektor pertanian Cilacap akan terus menjadi penopang ketahanan pangan daerah dan nasional.