”Kalau harga turun, cabai bisa diekspor ke provinsi lain, seperti ke Riau, Sumatera Barat, dan Kalimantan Barat. Dengan begitu petani tetap bisa menikmati harga yang layak,” kata Luthfi.
Gubernur juga memastikan dukungan permodalan bagi petani melalui kredit lunak berbunga rendah dan meminta Dinas Pertanian memberikan pendampingan penuh kepada petani, mulai dari penanaman hingga pascapanen.
Murianews, Magelang – Harga cabai di pasar-pasar Jawa Tengah (Jateng) tetap terkendali, meskipun sempat melonjak di daerah lain. Hal ini berkat strategi pengendalian inflasi dan peran aktif para petani yang menggunakan sistem champion dalam penanaman.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jateng, Rahmat Dwisaputra, memastikan bahwa harga cabai keriting di Jateng masih berada di kisaran Rp 50 ribu per kilogram.
Harga ini jauh di bawah harga di Sumatera Barat yang sempat menyentuh Rp 90 ribu. Bahkan, cabai keriting dan cabai rawit justru berkontribusi terhadap deflasi di Jateng pada Agustus 2025.
Menurut Rahmat, keberhasilan ini tidak lepas dari kontribusi para petani dan program strategis yang disebut champion cabai lokal.
”Hingga saat ini, ada 15 champion lokal yang sebagian di antaranya sudah difasilitasi greenhouse agar tidak tergantung pada cuaca,” katanya.
Rahmat berharap para champion ini mampu menahan sekitar 20% produksi cabai Jateng, sehingga harga tidak sepenuhnya dikendalikan oleh pengepul dari luar daerah.
BI juga mendorong hilirisasi cabai menjadi produk olahan dan pengembangan aplikasi lelang cabai agar harga bisa ditentukan di Jateng.
Apresiasi Gubernur...
Atas keberhasilan itu, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, mengapresiasi peran para petani dan champion cabai yang baru dilantik.
Menurutnya, tugas para champion ini adalah memastikan petani menjadi lebih sejahtera dengan membuka pasar ke luar Jateng. Luthfi juga mendorong BUMD Jawa Tengah Agro Berdikari (JTAB) untuk mengawal proses distribusi ini.
”Kalau harga turun, cabai bisa diekspor ke provinsi lain, seperti ke Riau, Sumatera Barat, dan Kalimantan Barat. Dengan begitu petani tetap bisa menikmati harga yang layak,” kata Luthfi.
Gubernur juga memastikan dukungan permodalan bagi petani melalui kredit lunak berbunga rendah dan meminta Dinas Pertanian memberikan pendampingan penuh kepada petani, mulai dari penanaman hingga pascapanen.
