Adik PB XIII, KGPH Puger, secara terpisah juga mengonfirmasi bahwa kegiatan tersebut adalah latihan yang harus tetap dijalankan.
Selain melaksanakan tradisi sakral, pihak keluarga besar, kerabat, dan abdi dalem Keraton saat ini disibukkan dengan persiapan pengantaran jenazah PB XIII.
Jenazah akan diantar dari Keraton menuju Lodji Gandrung, untuk kemudian diteruskan ke Makam Raja Imogiri, Yogyakarta. Pihak Keraton juga tengah mengeluarkan gamelan sebagai pelengkap upacara kebesaran keberangkatan sinuhun.
Kanjeng Eddy menjelaskan bahwa jenazah PB XIII akan dikebumikan terlebih dahulu di kompleks makam PB XII di Probosuyoso. Hal ini dikarenakan kompleks makam PB XIII sendiri masih dalam tahap perencanaan dan penyiapan.
”Tempat yang kami persiapkan baru diukur, digambar, kami mengirim surat-surat seperti ke Gubernur DIY, BPK, bupati setempat bahwa kami menyiapkan makam untuk PB XIII,” tutupnya.
Murianews, Solo – Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo tetap menjalankan tradisi sakral Tarian Bedhaya Ketawang meskipun jenazah Raja Paku Buwono (PB) XIII masih disemayamkan di Sasono Parasdya.
Latihan tari yang biasa digelar setiap Selasa Kliwon ini akan diselenggarakan di Sasono Wilopo, yang berdekatan dengan tempat persemayaman Raja.
Kerabat Keraton Surakarta Hadiningrat, KPH Eddy Wirabhumi, menjelaskan bahwa Bedhaya Ketawang merupakan tarian tradisional yang hanya dipentaskan saat upacara tingalan jumenengan (peringatan kenaikan takhta) Raja.
Tradisi latihan sakral ini harus tetap dilaksanakan, terlepas dari suasana duka yang menyelimuti Keraton.
”Bedhaya Ketawang apapun suasananya tetap harus digelar, meskipun dalam suasana duka, itu bagian terpenting memang selalu diadakan. Kebetulan beliau meninggal mendekati Selasa Kliwon,” kata Eddy seperti dilansir Detik.com, Senin (3/11/2025).
KPH Eddy Wirabhumi menambahkan detail khusus mengenai pelaksanaan Bedhaya Ketawang pada Selasa (4/11/2025) besok.
”Isinya doa (saat disemayamkan). Kecuali Selasa Kliwon itu, biasanya bedhaya ketawang, karena ada jenazah di situ tarinya dihilangkan, gendingnya tetap dilantunkan. Selama 1,5 jam kurang lebih,” jelasnya.
Dengan demikian, pada Selasa Kliwon tersebut, yang akan tetap terdengar adalah gending (musik iringan) dari tarian sakral tersebut. Sedangkan gerak tarinya ditiadakan sebagai penghormatan kepada jenazah Raja.
Tradisi Sakral...
Adik PB XIII, KGPH Puger, secara terpisah juga mengonfirmasi bahwa kegiatan tersebut adalah latihan yang harus tetap dijalankan.
Selain melaksanakan tradisi sakral, pihak keluarga besar, kerabat, dan abdi dalem Keraton saat ini disibukkan dengan persiapan pengantaran jenazah PB XIII.
Jenazah akan diantar dari Keraton menuju Lodji Gandrung, untuk kemudian diteruskan ke Makam Raja Imogiri, Yogyakarta. Pihak Keraton juga tengah mengeluarkan gamelan sebagai pelengkap upacara kebesaran keberangkatan sinuhun.
Kanjeng Eddy menjelaskan bahwa jenazah PB XIII akan dikebumikan terlebih dahulu di kompleks makam PB XII di Probosuyoso. Hal ini dikarenakan kompleks makam PB XIII sendiri masih dalam tahap perencanaan dan penyiapan.
”Tempat yang kami persiapkan baru diukur, digambar, kami mengirim surat-surat seperti ke Gubernur DIY, BPK, bupati setempat bahwa kami menyiapkan makam untuk PB XIII,” tutupnya.