Sabtu, 22 Maret 2025

Murianews, SemarangHarga pangan di sejumlah wilayah di Indonesia tengah melambung. Salah satunya terjadi di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Sebagai informasi, harga kebutuhan pokok di Kota Semarang terus melambung. Dari pantauan di beberapa wilayah, kebutuhan pangan khususnya beras harganya jauh di atas harga eceran tertinggi (HET).

Sebagaimana diketahui, HET beras premium saat ini masih tetap yakni Rp 69.500 per 5 kilogram (kg), atau Rp 13.900/kg. Namun di lapangan, per Kamis (22/2/2024) harga beras premium mencapai Rp 16.590/kg sampai Rp 17.000/kg.

Sedangkan beras medium hampir mencapai Rp 15 ribu/kg sampai Rp 16.000/kg. Bahkan untuk cabai merah mencapai harga Rp 90.000/kg, dan harga telur ayam mencapai Rp 29.000/kg sampai Rp 30.000/kg,

Melihat kondisi itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang akrab disapa Mbak Ita meminta masyarakat untuk tidak panic buying.

Ia mengatakan, pemerintah telah menjamin suplai beras aman, yakni dengan adanya beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Itu lantaran harga beras yang naik, terutama beras premium lokal.

”Kemarin saya mendampingi Pak Menteri Perdagangan dan beliau menyampaikan bahwa beras yang naik ini adalah beras premium. Karena memang beras premium ini tidak bersubsidi,” ujar Mbak Ita, dikutip dari keterangan tertulis pada Jumat (23/2/2024).

Mbak Ita juga menjelaskan melambungnya harga beras kali ini karena masa tanam dan panen mundur. Kondisi itu merupakan akibat dari fenomena El-Nino.

Ia menyebut harga beras mediup SPHP masih tetap di kisaran Rp 11 ribu/kg. Harga beras medium SPHP harganya tetap Rp 11 ribu/kg lantaran mendapatkan subsidi dari pemerintah.

”Saya minta jangan panic buying karena ketersediaan beras dijamin pemerintah dengan beras SPHP. Namun jika masyarakat pakai beras premium pasti harga lebih tinggi dari harga SPHP,” jelasnya.

Di sisi lain, Pemkot Semarang berupaya memberikan suplai beras murah melalui program Pak Rahman yang merupakan akronim dari Pasar Murah dan Aman.

Program ini diharapkan lebih intens dilakukan, khususnya penjualan beras. Beras yang dijual di program ini dijamin lebih murah karena bekerja sama antargapoktan.

”Mungkin lebih (tinggi, red) sedikit karena bukan SPHP. Beras Pak Rahman ini, gapoktan beli gabah sendiri, selep sendiri. Jadi harga masih tetap stabil,” ujarnya.

Mbak Ita mengemukakan, fokus Pemkot Semarang tak hanya pada pengendalian harga beras saja. Komoditi lain juga dimonitor, terlebih saat ini sudah mendekati Ramadan.

”Bulan depan puasa. Harus betul-betul dijaga. Minggu depan, kami akan ajak teman-teman OPD untuk rapat terkait pengendalian inflasi,” tuturnya.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler