Sabtu, 19 Juli 2025

Murianews, SemarangInflasi di Jawa Tengah relatif terkendali saat momen Lebaran 2024. Berdasarkan catatan BPS Jateng, angka inflasi month to month di Jateng pada April 2024 berada di angka 0,20 persen.

Sementara inflasi tahun ke tahun berada di kisaran 3,27 persen. Itu diungkapkan Kepala BPS Jateng Dadang Hardiwan dalam rilisnya, Kamis (2/5/2023).

Dadang mengatakan, inflasi pada April 2024 lebih rendah dibandingkan yang terjadi di Maret 2024. Bahkan, angkanya di bawah catatan nasional.

”Tercatat secara month to month pada April 2024 sebesar 0,20 persen. Ini lebih rendah bila dibandingkan inflasi nasional yang tercatat 0,25 persen,” jelasnya.

Di kesempatan itu, Dadang mengungkapkan catatan ekspor nonmigas di Jateng pada Maret 2024. Ia menyebut ada tren positif pada perdagangan luar negeri Jawa Tengah.

Dalam catatannya, nilai ekspor pada Maret 2024 sebesar 950,59 juta dolar AS. Angka itu naik 3,05 persen dibandingkan ekspor Februari 2024.

Ekspor nonmigas pada Maret 2024 mencapai 903,13 juta dolar AS naik 0,07 persen, atau 0,63 juta dolar AS dibanding Februari 2024.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah (Sekda Jateng) Sumarno mengungkapkan jurusnya menekan inflasi di Jawa Tengah. Salah satunya meninstruksikan pemangku daerah di 35 kabupaten/kota untk Menyusun neraca pangan.

Kemudian, meninstruksikan adanya kerja sama antar daerah. Itu dilakukan guna menekan harga pangan yang kerap terjadi saat momen Idulfitri. Harga pangan yang tidak stabil bisa ditekan.

”Upaya yang kita lakukan, kami dari Provinsi Jawa Tengah, kaitannya pengendalian inflasi, seperti gerakan pangan murah, cadangan pangan pemerintah, fasilitasi distribusi. Kita bersama BI juga mendirikan kios pandawa kita. Mungkin nanti bisa direplikasi kabupaten/ kota,” ujar Sumarno.

Sumarno kemudian mengajak kepala daerah bekerja sama pada pendistribusian kebutuhan pangan. Menurutnya, kerja sama pemenuhan pangan sangat mungkin dilakukan, mengingat Jateng sebagai produsen berbagai produk pertanian.

”Untuk menyusun neraca pangan dengan baik dan potensi kerja sama antardaerah, karena produksi di satu daerah banyak di satu daerah kurang, sehingga butuh kerja sama untuk distribusi ini,” jelasnya.

Komentar

Terpopuler